Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Akun Palsu Bank Beredar di Twitter, Ini Ciri-cirinya

Kompas.com - 15/03/2021, 19:21 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

"Saran saya, jangan mengadu atau melaporkan punya masalah di media sosial apapun. Kenapa? itu akan langsung disamber sama penipu dan mereka akan sangat mudah dan gratis orang-orang yang punya masalah," ungkap Ismail.

Sejauh ini, Ismail melaporkan bahwa setidaknya ada 331 akun penipu yang berkedok sebagai layanan pelanggan Halo BCA di Twitter dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Lalu setidaknya ada pula 113 akun penipu mengatasnamakan layanan pelanggan BNI dalam satu minggu.

Akun penipu merespons lebih cepat

Menurut analisis Drone Emprit, setidaknya satu pengguna yang mengunggah twit komplain bisa diserbu oleh enam hingga delapan akun bodong.

Dalam kasus akun berkedok Halo BCA, Ismail mengungkapkan tak jarang akun bot ini justru hadir lebih cepat ketimbang akun resmi BCA untuk merespons masalah atau keluhan yang disampaikan nasabah via twitter.

Akun-akun penipu ini biasa merespons dengan membalas atau me-mention nasabah yang diketahui tengah menghadapi masalah di layanan perbankannya.

Misalnya akun bodong dengan hadle @HaloBCA83532997 yang membalas twit komplain dengan kicauan berbunyi "Kami sarankan dpt menghubungi Halo BCA melalui via DM terlebih dahulu untuk pengecekan lebih lanjut di bantu via WA langsung 082183283096 Respon cepat ) Tks ^Zhila".

Baca juga: Riset Ungkap Lebih dari Separuh Penduduk Indonesia Melek Media Sosial

Maraknya akun-akun penipu ini tak ayal telah menelan beberapa korban. Melalui kicauan di Twitter, beberapa korban mengaku tertipu akun-akun bodong ini dengan jumlah yang beragam, mulai Rp 2 juta, Rp 4,5 juta, hingga Rp 16 juta.

Bot "satpam" untuk bank

Menurut Ismail, selain dari sisi nasabah, sebenarnya pihak bank dalam hal ini juga perlu mengambil tindakah lebih lanjut untuk menangani masalah ini.

"Selama ini aku perhatikan solusi dari bank hanya berupa warning. Misalnya memberi tahu nama-nama akun resmi mereka yang ada centangnya dan mengimbau untuk berhati-hati," kata Ismail.

Ia menilai langkah tersebut tidak cukup. Menurut Ismail. pihak bank harus memiliki "satpam" di dunia maya untuk mengusir akun-akun palsu yang mencoba menipu nasabah mereka di media sosial.

Salah satu yang paling mudah dilakukan ialah dengan membuat bot. 

"Tekniknya, ketika ada yang merespons twit nasabah untuk beralih ke chat dan itu bukan akun resmi, langsung bot milik bank membalas kicauan dari si penipu itu," kata Ismail.

Baca juga: Ini Bukti Polisi Virtual Sudah Patroli Medsos di Indonesia

Ia melanjutkan, penggunaan bot oleh pihak bank ini bisa dilakukan dalam hitungan detik. Dengan begitu, kata Ismail, nasabah juga akan tahu dalam hitungan detik pula bahwa akun yang meresponsnya ini adalah penipu. 

Menurut Ismail, ketika nasabah sedang dalam kondisi panik, peringatan-peringatan yang sudah dikeluarkan sebelumnya akan mudah dilupakan.

"Kuncinya itu di panik, siapapun bahkan orang educated sekalipun bisa hilang kendali kalau panik. Kurang teliti juga orang panik itu," kata Ismail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com