Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TEKNO] Dewa Kipas dan Realme Curang? Netizen +62 Beraksi Lagi, hingga Daftar Ponsel Baru di Indonesia

Kompas.com - 21/03/2021, 11:03 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Buat kalian yang ingin menyegarkan ingatan soal kasus Dewa Kipas versus GothamChess bisa dibaca selengkapnya di liputan khusus ini ya. Soalnya kepanjangan kalau diceritain ulang di sini. hehehe

Ngomong-ngomong soal curang, vendor smartphone asal China, Realme, juga lagi menghadapi tuduhan serupa dengan Pak Dadang.

Realme dituduh curangi benchmark

Siapa yang nuduh Realme curang?

Eits, Realme bukan curang gara-gara main catur ya. Perusahaan pengukur kinerja ponsel, AnTuTu, menuduh vendor smartphone ini diduga telah mencurangi hasil skor benchmark salah satu ponsel flagship miliknya, Realme GT.

Realme sebenarnya udah membantah tuduhan ini. Vendor China ini mengklaim mungkin terjadi pemahaman berbeda antara produsen dan AnTuTu tentang cara mendapatkan skor tinggi pada benchmark, karena tidak adanya standar atau pedoman resmi dari benchmark.

Emang hasilnya berapa sih?

Hasil benchmark ini memang bukan barang baru. Para vendor smartphone kerap merilis skor benchmark untuk meyakinkan pengguna akan performa yang ditawarkan oleh ponsel.

Realme sendiri mengklaim smartphone "Realme GT" miliknya memiliki skor benchmark sebesar 750.000 poin. Ponsel ini ditenagai System-on-Chip teranyar dari Qualcomm, Snapdragon 888.

Skor tersebut sangat tinggi, bahkan untuk ukuran ponsel berbasis Snapdragon 888. Chip yang sama hanya menghasilkan skor sekitar 708.000 poin di ponsel flagship Xiaomi Mi 11.

Terus curangnya di mana?

AnTuTu mencoba menghitung kinerja Realme GT. Ternyata hasilnya berbeda dari skor yang dirilis oleh Realme.

Baca juga: Realme GT 5G Meluncur, Usung Snapdragon 888 dan Layar 120Hz

Menurut AnTuTu, Realme GT melakukan kecurangan di bagian multithreaded workload dan JPG decoding. Nah kombinasi kecurangan tersebut melambungkan nilai Realme GT dan menyalahi aturan benchmark.

Gimana nasibnya Realme sekarang?

Gara-gara masalah ini, Realme GT dikeluarkan dari papan skor benchmark AnTuTu selama tiga bulan. AnTuTu memberi ultimatum kepada Realme bahwa ponsel itu akan selamanya tidak dicantumkan kalau caranya menjalankan benchmark tak diubah.

Udahan ah ngomongin kecurangan. Sekarang kita bahas soal "galaknya" netizen Indonesia di media sosial lagi, yuk.

Netizen Indonesia beraksi lagi

Kalian masih ingat nggak soal akun Instagram Microsoft yang digeruduk warganet Indonesia sampai akhirnya menutup kolom komentarnya? Kalo lupa, tenang, kalian bisa baca di artikel  ini kok.

GothamChess alias Levy Rozman pun sudah mencicipi kegalakan netizen Indonesia. Sekarang giliran Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Eh gimana ceritanya?

Jadi gini guys, seluruh atlet Indonesia dipaksa mundur dari turnamen prestisius All England 2021. Penyebabnya ialah karena otoritas kesehatan Inggris (NHS) mengatakan ada penumpang yang dinyatakan positif Covid-19 dalam penerbangan yang sama dengan tim Indonesia.

Menurut aturan di sana, kalo sepesawat dengan orang positif Covid-19, penumpang lain harus menjalani isolasi selama 10 hari. Alhasil, tim bulu tangkis Indonesia pun diminta untuk menjalankan isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021.

Akibat kejadian ini, seluruh tim Indonesia nggak bisa bertanding lagi dan dinyatakan kalah walkover. Kabar ini juga disampaikan langsung BWF melalui sebuah unggahan di akun resmi Instagram miliknya, @bwf.official.

Baca juga: Orang Indonesia Dikenal Ramah, Mengapa Dinilai Tidak Sopan di Dunia Maya?

Beberapa jam setelah diunggah, atau tepatnya Kamis (18/3/2021) pukul 10.00 WIB, unggahan tersebut sudah mendapatkan hampir 24.000 likes dan lebih dari 20.000 komentar.

Dari komentar yang ada, banyak yang berasal dari netizen Indonesia. Sejumlah netizen terlihat meluapkan kekecewaan dan kritikan "pedas" kepada BWF terkait keputusan yang diambil.

Kritikan kayak apa aja?

Banyak dari netizen Indonesia menyerbu unggahan BWF tersebut dengan mengatakan keputusan ini tidak adil dan meminta keadilan untuk tim Indonesia. Ada juga pula netizen yang meminta pertandingan All England 2021 dihentikan sepenuhnya.

Sejumlah netizen juga turut menyerukan tagar #bwfmustberesponsible (BWF harus tanggung jawab) di kolom komentar. Adapula netizen Indonesia yang menilai kejadian ini merupakan kesalahan yang dibuat oleh BWF itu sendiri.

Tak ayal, BWF kemudian membatasi komentar diunggahannya tersebut. Pembatasan komentar di Instagram tidak serta merta menutup sepenuhnya kolom komentar.

Fitur ini memberikan keleluasaan bagi pengelola akun untuk menentukan siapa saja yang berhak mengomentari unggahannya.

Dengan kata lain, tidak semua orang bisa memberikan komentar di unggahan tersebut. Namun pengguna lain, masih tetap bisa membaca semua komentar yang telah dikirimkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com