Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TheGuardian, Senin (26/7/2021), spyware Pegasus sendiri sayangnya belum bisa dideteksi oleh pengguna awam.
Sebab, empunya spyware tersebut terus berupaya untuk membuat Pegasus sulit dideteksi, salah satunya dengan membuatnya berjalan di ruang penyimpanan sementara (RAM), alih-alih di media penyimpanan (storage).
Artinya, ketika perangkat dimatikan, maka seluruh jejak dari Pegasus akan hilang, seakan smartphone tidak pernah terjangkit spyware tersebut.
Selain itu, belum ada antivirus yang bisa mendeteksi Pegasus sebagaimana program berbahaya lainnya macam trojan atau malware.
Pasalnya, spyware tersebut memang mengandalkan bug terselubung yang ada di dalam sistem perangkat yang belum diperbaiki.
Amnesty International sendiri sebenarnya telah membuat sebuah alat (tool) untuk mendeteksi Pegasus yang bernama Mobile Verification Toolkit (MVT).
Baca juga: Presiden Perancis Ganti Ponsel karena Spyware Pegasus
Hanya saja, tool yang tersedia untuk perangkat Android dan iOS tersebut masih sekadar kumpulan kode yang tersimpan di pustaka source code GitHub dan belum berupa aplikasi yang bisa dipasang di smartphone.
Sederhananya, MVT bakal mengidentifikasi dan memindai perangkat apakah ada aktivitas pemindahan data dari dalam smartphone ke pihak ketiga atau tidak. Proses ini sendiri konon hanya bisa dijalankan menggunakan komputer dengan OS Linux atau macOS.
Hingga berita ini ditulis, belum ada solusi mudah yang bisa dilakukan untuk memberantas Pegasus dari sebuah perangkat.
Apabila kita menggunakan MVT dan ternyata perangkat kita terjangkit spyware tersebut, maka satu-satunya cara menghilangkannya adalah mengganti perangkat dengan yang baru, seperti yang dilakukan Presiden Perancis, Emmanuel Macron beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.