Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2021, 10:54 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Spyware buatan perusahaan Israel Pegasus dilaporkan menargetkan jurnalis, aktivis, politisi, serta pemerintah dari beberapa negara di dunia.

Menurut laporan Guardian, spyware Pegasus menyasar belasan nomor ponsel kepala negara dan pemerintahan. Salah satunya adalah Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Menurut laporan media lokal Perancis, Le Monde, dalam kasus ini klien Pegasus yang teridentifikasi menargetkan ponsel Macron adalah layanan keamanan Maroko yang tidak dikenal.

Le Monde yang tergabung dalam konsorsium media global yang ikut mengidentifikasi ribuan nomor ponsel target Pegasus, mengatakan mereka belum bisa memastikan apakah ponsel presiden berhasil dimata-matai atau tidak.

Kasus itu membuat Macron mengganti ponsel dan nomor telepon selulernya. Penggantian ini merupakan tindakan kongkrit pertama yang diumumkan pemerintah Perancis, menindaklanjuti serangan spyware Pegasus.

"Dia (Macron) punya beberapa nomor. Ini bukan berarti dia telah dimata-matai. Itu hanya keamanan tambahan," menurut penjelasan pemerintah Perancis.

Menurut juru bicara pemerintah, Gabirel Attal, protokol keamanan presiden sedang disesuaikan terkait kejadian tersebut.

"Jelas kami menanggapi (spyware Pegasus) dengan sangat serius," kata Attal kepada sejumlah awak media, beberapa jam setelah rapat kabinet darurat yang fokus membahas Pegasus.

Baca juga: Terungkap, Spyware Israel Incar Aktivis Indonesia

Sementara itu, pemerintah Maroko menolak tudingan tersebut. Oliver Baratelli, pengacara Perancis yang ditunjuk pemerintah Maroko, mengatakan mereka berencana mengajukan gugatan pencemaran nama baik di Paris terhadap organisasi non-pemerintah, Amnesty International dan Forbidden Stories.

Dua organisasi itu menyelenggarakan jurnalisme non-profit yang berbasis di Paris, Le Monde masuk dalam program tersebut bersama media-media lain dari berbagai dunia.

Selain Macron, beberapa target lain Pegasus di antaranya adalah Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, Tedros Adhanom Ghebreyesus direktur umum Badan Kesehatan Dunia (WHO), Saad Hariri, mantan Perdana Menteri Lebanon, dan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel.

Ada pula nama King Mohammed VI Maroko, Saadeddine Othmani, Perdana Menteri Maroko, Imran Khan, Perdana Menteri Pakistan, Robert Malley, diplomat Amerika yang telah lama menjadi negosiator kesepakatan AS-Iran, dan masih banyak lainnya yang masuk dalam daftar target.

Baca juga: Mengenal Cellebrite, Perusahaan Israel Spesialis Pembobol Ponsel

Sementara itu di Israel, NSO Group, selaku pengembang Pegasus mengatakan bahwa spyware buatannya digunakan untuk memerangi kejahatan dan terorisme, dan membantah telah melakukan kesalahan.

Israel telah menunjuk tim antar-kementerian untuk mencermati laporan penyelidikan yang dilakukan oleh 17 organisasi media yang memberitakan bahwa Pegasus telah digunakan dalam upaya peretasan untuk mengekstraksi pesan, riwayat panggilan, dan diam-diam mengaktifkan mikrofon, menurut laporan Reuters, yang dirangkum KompasTekno, Jumat (23/7/2021).

NSO juga menuding bahwa laporan media-media global "penuh asumsi keliru dan teori yang tidak mendukung". NSO mengatakan tidak mengetahui identitas spesifik orang-orang yang menjadi sasaran klien yang menggunakan Pegasus.

Mereka menambahkan, apabila menerima komplain atas penyalahgunaan Pegasus oleh klien, NSO akan mendapatkan daftar target, dan apabila terbukti benar, NSO bisa menutup perangkat lunak untuk klien mereka secara sepihak.

Baca juga: Perusahaan Israel Klaim Bisa Bobol Semua iPhone dan iPad

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com