Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Nenu, Gamer Indonesia yang Mendunia lewat Kompetisi Tetris

Kompas.com - 06/08/2021, 09:51 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber IGN

KOMPAS.com - Sebagian besar orang mungkin masih belum mengenal gamer profesional asal Indonesia bernama Nenu Zefanya Kariko.

Namun, dunia mengenalnya melalui ajang kompetisi e-sports bergengsi game Classic Tetris, Classic Tetris World Champhionship (CTWC).

Bahkan, pemuda yang biasa dipanggil Nenu itu langsung menyabet peringkat empat dunia pada debutnya di gelaran CTWC 2020 lalu.

Ia juga menjadi satu-satunya orang Asia dari delapan besar pemain dunia teratas yang seluruhnya berasal dari Amerika Serikat.

"Kalau boleh jujur, saya tidak menyangka bisa masuk ke empat besar. Awalnya, saya mengira akan sulit berjuang di kompetisi ini, namun saya ternyata berhasil melewatinya," kata Nenu, dalam sebuah wawancara, dikutip KompasTekno dari IGN, Jumat (6/8/2021).

Nenu bersama tujuh pemain teratas Classic Tetris di ajang CTWC 2020.IGN Nenu bersama tujuh pemain teratas Classic Tetris di ajang CTWC 2020.
Perasaan yang diutarakan Nenu sendiri bisa dibilang wajar. Pasalnya, selain merupakan penampilan perdananya, ia juga belum begitu lama mengenal ranah kompetisi Tetris global.

Awalnya, ia tertarik dengan dunia e-sports Tetris dunia setelah menonton video viral yang kerap menjadi lelucon internet, yaitu "Boom Tetris for Jeff", di YouTube pada 2016 lalu.

Dari sana, ia mulai menonton seluruh video kompetisi CTWC dan bermain secara santai. Lalu, pada 2019, ia memutuskan untuk mengikuti kompetisi Classic Tetris Monthly di platform Twitch dan terus meningkatkan kemampuannya dari waktu ke waktu.

"Saya bisa menyimpulkan bahwa apabila seseorang ingin jago bermain Tetris, mereka harus sering memainkannya untuk dapat mengetahui pola dari papan Tetris, begitu juga trik untuk menumpukkan balok di game tersebut," tutur Nenu. 

Pria berumur 23 tahun ini menambahkan, komunitas Tetris di Discord juga berperan penting untuk mengasah kemampuan bermain Tetris. Sebab, banyak pemain jago di sana yang kerap membagikan tips dan trik untuk bermain.

Baca juga: Sejarah Tetris, Game Susun Balok yang Lahir Tak Sengaja 37 Tahun yang Lalu

Tidak punya NES

Konsol NES milik Nenu pemberian Xerxos, Jeff, dan Kim.YouTube/Classic Tetris Konsol NES milik Nenu pemberian Xerxos, Jeff, dan Kim.
Sekadar informasi, karena digelar secara virtual, CTWC 2020 sendiri mengharuskan para peserta untuk memiliki konsol dan game yang dipertandingkan di kompetisi tersebut.

Konsol yang dimaksud adalah Nintendo Entertainment System (NES)/Retron 1/Retron 1 HD beserta controller-nya, dan "kaset" alias cartridge untuk game Tetris itu sendiri.

Wajar saja karena turnamen ini memang mempertandingkan game Tetris versi lawas (Classic Tetris), bukan Tetris modern yang sebagian besar kini bisa dimainkan secara online

Nenu pun belum memiliki konsol atau cartridge yang menjadi persyaratan kompetisi tersebut. Selama ini, ia mengandalkan software macam emulator NES untuk memainkan Classic Tetris di komputer.

Namun, sekitar Juli 2020, sejumlah pemain Classic Tetris lainnya di Twitch, yaitu Xerxos, Jeff, dan Kim membantu Nenu dan mengirimkan konsol NES dan kaset game Tetris, dengan harapan rekannya bisa berkompetisi di CTWC 2020.

Impian Nenu pun terwujud. Ia berhasil lolos babak kualifikasi dengan mencetak 5 maxout, suatu istilah di game Tetris di mana pemain sudah mencetak skor tertinggi dan tidak bisa menambah skor lagi.

Baca juga: Ini Dia Gym Khusus E-sports, Tempat Gamer Amatir Dilatih Pemain Profesional

Pertandingan Classic Tetris antara PixelAndy dan ZefanyaNenu.YouTube/Classic Tetris Pertandingan Classic Tetris antara PixelAndy dan ZefanyaNenu.

Ingin banyak pemain dari Asia Tenggara

Meski menjadi satu dari delapan pemain teratas di CTWC 2020, Nenu sendiri tampaknya merasa "kesepian". Pasalnya, ia berharap banyak pemain Asia Tenggara bisa berjuang dengannya di ranah kompetitif Classic Tetris.

Seiring berjalannya waktu, ranah kompetitif Classic Tetris di wilayah tersebut, menurut Nenu, kini berkembang pesat.

"Ranah kompetitif Classic Tetris tumbuh di Asia Tenggara. Di tahun 2021 ini sudah banyak pemain baru," ujar Nenu.

"Bahkan, kami baru saja berpartisipasi dalam turnamen CTWC di Singapura yang pesertanya berasal dari seluruh penjuru Asia tenggara pada 31 Juli lalu," imbuh Nenu.

Nenu Zefanya Kariko dalam perkenalannya di video YouTube Classic Tetris CTWC 2020.YouTube/Classic Tetris Nenu Zefanya Kariko dalam perkenalannya di video YouTube Classic Tetris CTWC 2020.
Namun tetap saja, masih ada masalah yang melanda para teman-temannya, yaitu mendapatkan konsol NES versi NTSC yang dipakai di CTWC.

Adapun sebagian besar negara Asia Tenggara sendiri, lanjut pria yang hobi memainkan game Dota 2 dan Apex Legends ini, kebagian konsol NES versi lain, bisa jadi versi PAL.

Sekadar informasi, konsol NES versi NTSC dan PAL sendiri berbeda dari segi teknologi dan sistem penampilan visual, sehingga mungkin saja pengalaman bermain Classic Tetris di kedua versi konsol NES ini berbeda pula.

Terlepas dari itu, pria yang juga memainkan game Tetris modern macam Tetris Effect dan Tetr.io ini berharap bahwa akan banyak pemain dari Asia Tenggara di ajang CTWC 2021 yang bakal digelar pada Oktober mendatang.

Ia pun berharap Tetris bisa menjadi sebuah cabang olahraga e-sports yang dipertandingkan di pesta olahraga bergengsi dunia.

"Tetris adalah game yang tidak memiliki unsur kekerasan, sehingga sangat cocok sekali untuk dikompetisikan di Olimpiade atau SEA Games," pungkas Nenu.

Baca juga: Zoom Punya Game yang Bisa Dimainkan Sambil Meeting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com