Sebagai pemilik sebagian saham di perusahaan yang rugi, Indosat tidak ditempatkan di bawah Kementerian BUMN tetapi dimasukkan ke PPA (Perusahaan Pengelola Aset) bersama perusahaan rugi lainnya.
Tetapi ketika harga saham Indosat Ooredoo beberapa hari lalu sempat di atas Rp 7.500 dan terendah Rp 6.500, dengan 9,63%, kalau mau pemerintah saat ini bisa menjualnya dan mendapat uang sekitaran Rp 7 triliun.
Tanda-tanda kesempatan itu sudah ada, di sepanjang semester 1 tahun ini Indosat melejit, mencatat pendapatan Rp 14,983 triliun, meraih laba Rp 5,67 triliun. Mengagumkan karena bertepatan dengan saat negosiasi untuk merger dengan Hutchison.
Untuk merger, Kelompok Hutchison milik taipan Hongkong, Li Kha-sing itu harus menyetor dana sebesar 387 juta dollar AS, hampir Rp 6 triliun, untuk 50% saham di Ooredoo Hutchison Asia.
Tetapi dalam perusahaan hasil gabungan, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), ada saham Ooredoo Hutchison Asia sebesasr 65,64%, saham PT Tiga Telekomunikasi Indonesia (TTI) 10,77%, Pemerintah Indonesia 9,63% selain satu lembar saham Dwiwarna dan publik 13,96%.
Dari 6 operator, tersisa 4 yang masih sendirian, Telkomsel, XL Axiata, Smartfren dan Net1, yang terakhir tak usah diperhitungkan.
Agak tidak mungkin Telkomsel melakukan merger atau akuisisi, karena pemerintah sebagai penerima setoran besar dari dividen dan pajak dari Telkomsel lewat PT Telkom khawatir aksi korporasi mengganggu setoran yang besar tadi.
Merger Indosat – Tri telah membuat posisi tawar dua operator tersisa, XL Axiata dan Smartfren rendah, tetapi peluang keduanya bukannya tertutup. Mereka bisa saja merger namun dampaknya akan minim dalam segala hal, baik dalam soal pelanggan, pendapatan dan spektrum frekuensi.
Apalagi dalam berbagai kesempatan, manajemen XL Axiata menyatakan bahwa kalaupun akan merger atau akuisisi, merekalah yang di atas. Artinya bukan mereka yang diakuisisi, tetapi sebaliknya.
Padahal pemilik Smartfren, kelompok Sinarmas, adalah sultan, yang tidak peduli pada performansi keuangannya, jelas ingin di posisi mengakuisisi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.