Dari 6 operator, tersisa 4 yang masih sendirian, Telkomsel, XL Axiata, Smartfren dan Net1, yang terakhir tak usah diperhitungkan.
Agak tidak mungkin Telkomsel melakukan merger atau akuisisi, karena pemerintah sebagai penerima setoran besar dari dividen dan pajak dari Telkomsel lewat PT Telkom khawatir aksi korporasi mengganggu setoran yang besar tadi.
Merger Indosat – Tri telah membuat posisi tawar dua operator tersisa, XL Axiata dan Smartfren rendah, tetapi peluang keduanya bukannya tertutup. Mereka bisa saja merger namun dampaknya akan minim dalam segala hal, baik dalam soal pelanggan, pendapatan dan spektrum frekuensi.
Apalagi dalam berbagai kesempatan, manajemen XL Axiata menyatakan bahwa kalaupun akan merger atau akuisisi, merekalah yang di atas. Artinya bukan mereka yang diakuisisi, tetapi sebaliknya.
Padahal pemilik Smartfren, kelompok Sinarmas, adalah sultan, yang tidak peduli pada performansi keuangannya, jelas ingin di posisi mengakuisisi.
Beberapa tahun terakhir, operator dengan pelanggan di bawah 30 juta itu menelan kerugian rata-rata di atas satu triliun rupiah, sementara XL Axiata dengan 56,7 juta pelanggan, mencetak laba ratusan miliar.
Ada yang sarankan keduanya merger dengan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mumpung proses megernya belum sempurna dan posisi tawar masih lumayan. Atau, mereka menunggu dua tahun lagi setelah proses merger IOH tuntas, dengan kemungkinan posisi tawar mereka sudah sampai ke dasar paling bawah.
Disebutkan jumlah pelanggan IOH akan menjadi 104 juta yang disumbang Indosat 60,3 juta dan Tri 44 juta.
Namun menurut data, pelanggan seluler Indonesia hanya 230 juta dari 271 juta penduduk dengan jumlah kartu SIM aktif sekitar 350 juta, karena ada yang punya lebih dari satu simcard berbeda operator.
Berdasarkan data ini, jumlah pelanggan IOH mungkin hanya akan sekitar 80 juta atau sekitaran 230/350X104juta = 68 juta-an. Terlalu jauh kalau harus mengejar Telkomsel yang 169,1 juta pelanggan dan laba tahun lalu Rp 25 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.