Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Larang Penggunaan Autoland di 100 Bandara akibat Sinyal 5G

Kompas.com - 19/01/2022, 11:45 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otoritas penerbangan Amerika Serikat (AS), Federal Aviation Administrator (FAA) merilis ratusan NOTAM (Notice to Airmen) menjelang peluncuran layanan 5G komersil di AS.

Termasuk dalam NOTAM tersebut adalah larangan penggunaan sistem pendaratan otomatis (autoland) dan manuver penerbangan otomatis yang menggunakan radar radio-altimeter, di 100 bandara di seluruh AS.

Pesawat dengan radio-altimeter yang belum teruji, atau yang belum diganti atau diperkuat, tidak boleh melakukan pendaratan otomatis (autoland) saat visibilitas rendah di area di mana 5G sudah diaktifkan,” kata FAA, dikutip KompasTekno dari SimpleFlying, Rabu (19/1/2022).

Baca juga: Sinyal 5G Bikin Emirates Setop Beberapa Rute Penerbangan ke AS

Autoland adalah sistem prosedur pendaratan pesawat otomatis di bawah pengawasan awak pesawat. Sistem ini membantu pesawat mengatasi masalah seperti cuaca buruk yang mungkin membuat pendaratan sulit atau berbahaya.

Radio altimeter di pesawat ini memandu sistem autoland dalam hal mengukur ketinggian pesawat dengan daratan.

Karena menggunakan sinyal frekuensi yang bersinggungan dengan frekuensi 5G C-Band di AS, maka ditakutkan sistem sinyal autoland pesawat akan terganggu, seperti pembacaan radio altimeter yang salah.

Tarik ulur FAA-FCC

AS berencana menggelar jaringan 5G pada 5 Januari 2022, yang menggunakan frekuensi C-Band , yakni frekuensi yang beroperasi di antara 4 GHZ hingga 8 GHz, tepatnya di frekuensi 3,7 GHz - 3,98 GHz.

Sementara radio altimeter pesawat bekerja di pita frekuensi 4,2-4,4 GHz, yang bersinggungan dengan pita frekuensi 5G C-Band (Indonesia saat ini baru menggunakan pita radio 2,3 GHz untuk 5G).

Radio altimeter sendiri berperan penting dalam fase takeoff dan landing. Komputer pesawat akan memberikan peringatan ketinggian dalam interval tertentu, misal 1.000 feet, 500 feet, 100 feet, 50 feet, dan sebagainya.

Pelaku industri penerbangan khawatir jika frekuensi radio altimeter pesawat ini bersinggungan dengan sinyal 5G, maka ditakutkan akan memberikan pembacaan ketinggian pesawat yang salah.

Baca juga: Boeing dan Airbus Kompak Minta Pemerintah AS Tunda 5G

Hal ini juga ditakutkan akan memengaruhi sistem autoland (pendaratan otomatis), baik yang dipasang di bandara-bandara maupun di pesawat.

Hingga saat ini, otoritas penerbangan AS (FAA) dan komite seluler di AS (FCC) sedang mencari jalan tengah akan kondisi ini.

Dua operator seluler AS yang akan mengkomersilkan layanan 5G mereka, yakni AT&T dan Verizon, sudah setuju untuk menunda komersialisasi 5G selama dua minggu, terhitung sejak 5 Januari.

“Komisi Komunikasi Federal (FCC) memberi wewenang kepada perusahaan telekomunikasi untuk menggunakan spektrum 5G yang berdekatan dengan frekuensi yang digunakan oleh peralatan pesawat yang dikenal sebagai altimeter radio,” kata asosiasi maskapai  AS, Airlines for America.

“Karena risiko gangguan, FAA sedang bersiap untuk memberlakukan pembatasan keamanan yang akan sangat mengganggu penumpang maskapai,” demikian pernyataan FAA.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com