Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Jokowi Pulang ke Indonesia, Siapa Sosok Ainun Najib?

Kompas.com - 02/03/2022, 12:30 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo memuji nama praktisi teknologi informasi (TI), Ainun Najib yang saat ini sedang berkarir di Singapura.

Secara tersirat, Jokowi juga ingin agar Ainun mau kembali pulang dan berkarir di Tanah Air.
Ajakan itu kembali diungkapkan Jokowi saat berdialog langsung dengan Ainun dan sejumlah talenta digital lainnya secara virtual pada acara peresmian Sea Labs Indonesia di Jakarta, Selasa (1/3/2022).

"Harapan saya pulang semualah, pulang. Di sini kan juga sudah banyak sekarang. Ada opportunity, perusahaan-perusahaan gede semua ada di sini," kata Jokowi di depan para talenta digital asal Indonesia.

Baca juga: Ainun Najib, Teknologi Informasi untuk Negeri

"Saya mau tanya, gimana sih agar Chai, Veni, Rangga termasuk Ainun juga mau pulang ke Indonesia?" tanya Jokowi.

Lantas, siapa sosok Ainun Najib yang diminta pulang oleh Jokowi ke Tanah Air?

Profil Ainun Najib

Ainun Najib merupakan tokoh muda organisasi islam NU yang juga praktisi di bidang TI. Pria kelahiran 20 Oktober 1986 ini sejak kecil terbiasa dengan lingkungan pesantren NU di Desa Klotok, Kecamatan Balongpanggang, Gresik Jawa Timur.

Ayah Ainun sendiri merupakan seorang pengurus pesantren. Ciri khas NU bahkan masih kerap ia tampilkan.

Jika menengok ke akun media sosial miliknya, seperti Linkedin, Twitter, dan Instagram, ia terlihat kerap mengunjungi acara formal dan menggunakan foto profil dengan mengenakan peci atau songkok hitam, yang jadi ciri khas seorang warga NU.

Ainun kecil bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Balongpanggang. Selepas lulus pendidikan menengah atas dari SMA 5 Surabaya pada tahun 2003, ia melanjutkan studi di Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura dengan mengambil jurusan Teknik Komputer.

Ainun tampaknya telah menyenangi dunia sains dan teknologi sejak muda. Pada masa SMA, ia pernah mewakili Indonesia pada acara olimpiade internasional Matematika 2003 dan berhasil menyabet medali perunggu.

Begitu pula saat kuliah, Ainun juga pernah mengikuti lomba pemrograman internasional ACM ICPC (Association for Computing Machinery-International Collegiate Programming Contest) bersama dua rekannya.

Ia sempat menjuarai ACM ICPC level regional Asia di Teheran, Iran pada 2006. Kemudian, lanjut tanding ke ACM ICPC level dunia di Tokyo, Jepang, pada 2007.

Baca juga: Mengenal Ainun Najib, Arek NU Praktisi Teknologi di Singapura

Berdasarkan laman LinkedIn-nya, setelah lulus dari NTU, dia bergabung dengan IBM Singapura sebagai software engineer. Kemudian, Ainun menjabat sebagai konsultan senior di sana.

Ainun bekerja di IBM Singapura selama lebih kurang tujuh tahun dengan posisi terakhir sebagai Senior Consultant. Melihat jenjang karier di akun LinkedIn Ainun Najib, tampak ia memiliki keahlian di bidang bisnis teknologi, data sains, dan data analis, yang dibuktikan dengan beberapa sertifikasi yang berhasil ia kantongi dalam bidang tersebut.

Selesai bekerja di IBM, Ainun Najib pernah menggawangi posisi sebagai kepala bagian data di platform penyedia layanan penginapan dan transportasi Traveloka pada tahun 2016-2018.

Kemudian, Ainun berpindah ke Grab dan kini menjabat posisi sebagai Head of Analytics, Platform & Regional Business, yang telah diembannya selama lebih kurang dua tahun.

Membantu Indonesia lewat karya teknologi

Kendati berdomisili di Singaoura, Ainun Najib tetap memberdayakan kemapuannya di bidang IT untuk membantu pengentasan persoalan sosial dan politik di Indonesia.

Pada 2014, nama Ainun Najib melejit berkat platform situs web KawalPemilu yang menyediakan layanan untuk membantu rekapitulasi kertas suara C-1 secara cepat dan akurat pada masa pemilihan umum presiden 2014.

Dua orang pendiri kawal pemilu, Ainun Najib (kiri) dan Ruly Achdiatoik yusuf/ kompas.com Dua orang pendiri kawal pemilu, Ainun Najib (kiri) dan Ruly Achdiat

Berlanjut di tahun 2015, Ainun Najib membuat gebrakan bersama 13 rekannya, dengan meluncurkan platform berbasis situs web yang bernama LaporPresiden. Platform ini menggunakan skema crowdsourcing (pengumpulan data).

Data bersumber dari suara masyarakat yang memberikan penilaian atas keberlangsungan pelaksanaan kebijakan publik. Sebelum adanya Tim Komunikasi Presiden, ia menilai akses informasi kebijakan publik pada masyarakat masih terbatas.

Masyarakat akhirnya kesusahan untuk menyampaikan aspirasi kepada presiden selaku kepala negara. Dengan LaporPresiden, informasi kebijakan publik itu menjadi lebih mudah untuk diakses.

Baca juga: Indonesia Kekurangan Talenta Digital, Kominfo Siapkan Beasiswa

Masyarakat bisa dengan mudah menyampaikan keluhan terkait kebijakan publik yang bakal langsung diteruskan ke presiden lewat situs ini.

Selain dua di atas, Ainun juga mengebangkan beberapa situs web lain untuk membantu persoalan sosial di Indonesia. Situs web tersebut adalah KawalMasaDepan, KawalCOVID19, dan KawalAPBD.

  • KawalMasaDepan

KawalMasaDepan diinisiasi Ainun bersama aktivis NU Kalis Mardiasih, pendiri kitabisa.com Alfatih Timur, dan inisiator gerakan “Warga Bantu Warga” Faiz Ghifari.

Platform ini dibuat untuk memberikan bantuan pada anak-anak yang masih kecil, yang ditingal mati oleh orangtuannya akibat terdampak virus Covid-19.

KawalMasaDepan berguna untuk mengumpulkan bantuan dari berbagai pihak untuk disalurkan pada anak-anak yang mendadak jadi yatim/piatu akibat ditingal mati orangtuanya karena Covid-19.

  • KawalCOVID19

Platform yang dikembangkan Ainun Najib berikutnya adalah KawalCOVID19. Platform ini secara layanan hampir mirip dengan milik pemerintah, “covid19.go.id”.

Terdapat berbagai data seputar Covid-19 yang ditampilakan di situs web KawalCOVID19.
Seperti, data soal jumlah kasus, vaksinasi, dan sebagainya.

Selain itu, KawalCOVID19 juga memuat informasi mengenai tips seputar penangan Covid-19, seperti cara isolasi yang benar, saran makanan yang bergizi untuk meningkatkan imun, dan sebagainya.

  • KawalAPBD

KawalABPD merupakan sebuah situs web beralamatkan “KawalAPBD.org” yang diinisasi Fikri Auliya dan didukung oleh Ainun Najib. Situs ini dibuat untuk mengawal proses pembuatan RAPBD DKI Jakarta pada tahun 2015.

KawalAPBD ini dibuat atas situasi maraknya dugaan penggelembungan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan DPRD DKI Jakarta dalam proses pembuatan RAPBD.

Dengan skema crowdsourcing yang seperti KawalPemilu, platform itu juga memungkinkan untuk dilakukannya pengumpulan suara yang bersumber dari tanggapan masyarakat atas rincian dana di RAPBD DKI Jakarta.

Baca juga: Siapakah Pandawa di Balik Kawal Pemilu?

Alasan belum ingin pulang ke Indonesia

Dalam wawancaranya bersama Kompas.com tahun 2015 lalu, Ainun mengungkapkan dirinya belum siap kembali ke Tanah Air lantaran ia menilai lingkungan kerja di Indonesia belum mendukung.

Ia mengaku terpaksa bekerja di luar negeri karena kondisi di Indonesia belum memberikan ruang yang nyaman untuk berkarya di bidang teknologi.

”Untuk dunia IT belum berkembang dengan baik di Indonesia. Bahkan, perusahaan saya punya cabang di Indonesia, tetapi ruang kerjanya berbeda. Di Indonesia mereka hanya jualan,” kata Ainun dalam wawancara pada 2015 lalu.

Saat itu, Ia berharap bahwa pemerintah bisa memberikan dukungan secara penuh pada orang-orang Indonesia yang ingin berkarya di bidang teknologi. Ainun menilai sebenarnya sumber daya manusia Indonesia jago dan mumpuni di bidang teknologi.

Baru-baru ini, Ainun juga mengungkapkan alasan lain, bahwa alasannya belum ingin kembali ke Indonesia adalah karena pendidikan anak.

"Terus kalau saya pribadi pendidikan anak-anak, enggak mau kalah dengan putra-putra jenengan Pak, sekolah di Singapura," lanjutnya sambil berkelakar.

Kepada Jokowi, Ainun juga menyampaikan bahwa ada dua hal yang sebaiknya dipastikan pemerintah agar para talenta digital mau kembali ke Tanah Air. Kedua hal itu adalah kesempatan dan stabilitas.

Soal kesempatan, Ainun menilai saat ini Indonesia punya peluang yang besar, mengingat Indonesia menjadi pasar digitalk terbesar ketiga di Asia Tenggara.

Baca juga: Jokowi: Ekonomi Digital Sumbang 4 Persen PDB Indonesia

Hanya saja, untuk stabilitas iklim industri digital dan jenjang karir menurutnya masih lebih pasti di luar negeri.

"Stability (stabilitas) ini mungkin yang agak tricky (rumit). Ada yang mungkin karena pertimbangan keluarga, ada yang pertimbangan stabilitas karir," kata Ainun.

Ainun menyarankan perlu ada perbaikan kepada stabilitas iklim industri digital di Indonesia. Kemudian, perlu ada dukungan dari sisi sistem pendidikan di Tanah Air yang memberi kesempatan kepada talenta digital untuk terus berkembang.

"Yang perlu dilakukan jangka panjang, baik yang dilakukan Mas Menteri Nadiem dengan merdeka belajar untuk jangka panjang, juga bisa terus dipertahankan," tambahnya.

Ainun mencontohkan, di Vietnam investasi di bidang pendidikan untuk para siswa-siswi dengan kepintaran di atas rata-rata sudah diterapkan sejak 1960-an.

Menurutnya, di setiap provinsi di Vietnam ada sekolah khusus bagi anak-anak jenius. Kondisi seperti ini belum ada di Indonesia. Namun, menurut Ainun, bukan berarti sistem pendidikan di Indonesia kurang bagus. Hanya saja belum dikondisikan secara khusus.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com