Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter Diam-diam Cabut Aturan Informasi Sesat Covid-19

Kompas.com - 30/11/2022, 15:04 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

Misalnya, seperti akun pribadi Anggota Kongres Marjorie Taylor Greene yang tadinya diblokir sejak Januari 2022 karena dinilai menyebarkan informasi yang salah soal Covid-19. Namun, kini akun Greene sudah dipulihkan.

Selepas kebijakan misinformasi Covid-19 dicabut, tak menutup kemungkinan Twitter juga memulihkan akun-akun lainnya dari 11.000 akun yang diblokir sejak Januari 2020, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Gizmodo, Rabu (30/11/2022).

Kebijakan moderasi Twitter jadi longgar?

Elon Musk sendiri mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai "free speech absolutist" atau pemegang teguh prinsip kebebasan berbicara. Makanya, Musk ingin membeli Twitter guna mengatur moderasi konten dan memprioritaskan kebebasan berbicara.

Salah satu "bukti" yang diambil Elon Musk soal kebebasan berbicara adalah dengan membuka blokir akun Twitter pribadi mantan Presiden AS Donald Trump.

Padahal, di era kepemimpinan Jack Dorsey dan Parag Agrawal, Twitter tidak memberi ampun bagi akun @realdonaldtrump yang diblokir permanen sejak Januari 2021.

Akun Trump diblokir selama-lamanya setelah dua kicauannya dinilai melanggar kebijakan Twitter dan berisiko melanggengkan kekerasan dan ujaran kebencian, terkait peristiwa kerusuhan di gedung DPR/MPR Amerika Serikat (AS) yang menelan korban jiwa.

Kini, Musk juga mencabut kebijakan soal misinformasi Covid-19 dan memulihkan sejumlah akun yang sempat diblokir karena kebijakan itu. Ini semakin mengindikasikan bahwa Musk mulai melonggarkan aturan moderasi konten di Twitter.

Bila aturan moderasi menjadi longgar, Twitter terancam dihapus dari toko aplikasi Apple App Store. Baru-baru ini, dalam sebuah twit, Elon Musk menyebut bahwa Apple mengancam akan menghapus Twitter dari toko aplikasi App Store tanpa alasan.

Hal ini tampaknya berkaitan dengan moderasi konten Twitter. Apple memang memiliki aturan yang ketat untuk memperbolehkan aplikasi muncul di toko aplikasi App Store, termasuk soal moderasi. Apple tak segan-segan menghapus aplikasi dari App Store bila dinilai tak melakukan moderasi konten yang cukup.

Baca juga: Elon Musk Marah-marah dan Ancam Apple di Twitter, Ada Apa?

Misalnya seperti yang dialami "Parler", aplikasi media sosial yang digunakan para konservatif dan ekstremis sayap kanan pendukung Donald Trump tahun lalu.

Musababnya, Parler memiliki aturan moderasi konten yang longgar sehingga membuat aplikasi menjadi sarang unggahan yang mendorong kekerasan dan perbuatan kriminal.

Aplikasi Parler baru bisa kembali muncul di App Store setelah mengimplementasikan sistem moderasi konten berbasis kecerdasan buatan (arificial intelligence/AI) di platformnya.

Pada 2018, Apple juga sempat menghapus Tumblr gara-gara konten dewasa di mikroblog tersebut, sebagaimana dihimpun dari Engadget.

Bila moderasi konten di Twitter menjadi longgar, tak menutup kemungkinan Apple juga bakal menghapus Twitter dari App Store. Namun, Apple memberikan komentar terkait masalah Twitter ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com