Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Produk Pertama Samsung dan Nokia Justru Bukan Ponsel

Kompas.com - 25/04/2023, 13:00 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Samsung dan Nokia merupakan dua nama besar yang identik dengan produk telepon genggam alias handphone (HP).

Hal itu bukan tanpa alasan. Samsung pertama kali merilis HP bikinannya pada 1988. Sejak 35 tahun yang lalu, Samsung masih konsisten meluncurkan deretan lini smartphone ke pasar. Bahkan, kini Samsung sukses menjadi salah satu vendor smartphone terbesar di dunia.

Sementara Nokia pernah menjadi raksasa ponsel dunia yang seakan tak akan pernah bisa dikalahkan pada tahun 1990-an hingga 2000-an awal.

Yang menarik, meski namanya besar sebagai vendor ponsel dan elektronik, ternyata produk pertama yang dibikin oleh Samsung dan Nokia bukanlah ponsel, melainkan produk rumah tangga.

Baca juga: Merunut Evolusi Teknologi lewat Museum Inovasi Samsung di Korea Selatan

Produk pertama Samsung adalah Mi instan

Foto toko pertama Samsung di Daegu, Korea Selatan.KOMPAS.com/ Lulu C. Mahendra Foto toko pertama Samsung di Daegu, Korea Selatan.
Samsung yang dalam bahasa Korea berarti "tiga bintang", didirikan di Daegu, Korea Selatan pada 1 Maret 1938. Sosok di balik berdirinya Samsung adalah oleh Lee Byung-Chull.

Awalnya, Lee Byung-Chull mendirikan Samsung sebagai toko grosir. Kala itu, Samsung memulai bisnis dengan menjual dry noodle alias mi instan serta ikan dan sayur-mayur kering.

Bisnis Samsung tumbuh dan berkembang ke Seoul pada 1947. Lalu, pada 1950 perang Korea antar wilayah selatan dan utara pecah. 

Setelah perang usai pada 1953, Samsung fokus pada pembangunan Korea, khususnya bidang industrialisasi.

Singkat cerita, Samsung mulai mengembangkan bisnis ke bidang bank komersial, tekstil, asuransi, ritel, bahkan industri kimia. Nah, pada 1969, Samsung pertama kali merambah ke industri lewat beberapa divisi di antaranya Samsung Electronics, Samsung Semiconductor & Telecommunications.

Pada saat itu juga, Samsung bekerja sama dengan perusahaan elektronik asal Jepang, Sanyo. Kolaborasi keduanya melahirkan televisi hitam-putih.

Selama tahun 1970-an, Samsung mulai mengekspor produk elektronik rumah tangga ke luar negeri. Saat itu Samsung sudah menjadi perusahaan besar di Korea.

Baca juga: Video: Keliling Museum dan Pabrik Samsung di Korea Ketemu Lee Min Ho

HP komersial pertama di dunia adalah Motorola DynaTAC 800X (1983, paling kiri). Lalu HP pertama di Korea adalah Samsung SH-100 (1988, tengah). KOMPAS.com/ Lulu C. Mahendra HP komersial pertama di dunia adalah Motorola DynaTAC 800X (1983, paling kiri). Lalu HP pertama di Korea adalah Samsung SH-100 (1988, tengah).
Singkat cerita, pada 1988, Samsung meluncurkan HP Samsung SH-100. HP ini menjadi HP komersial Samsung pertama sekaligus HP pertama di Korea.

Saat KompasTekno berkesempatan mengunjungi kantor pusat Samsung Digital City pada awal April 2021, kami dapat melihat rupa HP Samsung SH-100 yang dipajang di Samsung Innovation Museum.

Baca juga: Samsung, Pedagang Sembako yang Jadi Raja Gadget

Semenjak saat itu, Samsung rutin meluncurkan berbagai model HP. Salah satunya ada ponsel edisi terbatas The Matrix Reloaded yang hanya dijual 5.000 unit di Amerika Serikat pada 2003 silam.

Hingga kini, Samsung telah merilis setidaknya 2.300 model sejak 1988. Ribuan HP itu dipajang di etalase kaca besar di Smart Gallery di pabrik Samsung di Gumi, Korea Selatan.

Kalian bisa melihat keseruan melihat HP pertama Samsung dan display 2.300 model HP yang pernah dibuat Samsung lewat video di bawah ini.

Nokia jualan tisu toilet

Bila Samsung menjual mi instan, produk pertama Nokia adalah tisu toilet. Bila dirunut ke belakang, Nokia pertama berdiri pada 1865 di Finlandia sebagai perusahaan bubur kertas dan kertas (pulp & paper).

Beberapa produk pertama yang dijual Nokia adalah tisu toilet. Rupa tisu toilet Nokia ini pun beredar di internet.

Menurut gambar yang diposting akun Twitter @JonErlichman, tisu toilet Nokia memiliki kemasan kertas coklat bermerek "Nokia Silk". Di kemasan itu juga terdapat logo Nokia.

Singkat cerita, Nokia mulai merambah ke industri elektronik pada 1960. Nokia terlibat dalam berbagai industri, mulai dari produk keras, hingga ban kendaraan, sepatu bot karet, komunikasi kabel, plastik, aluminium, bahan kimia, elektronik, komputer, perangkat pembangkit listrik, robotika, kapasitor dan juga peralatan militer.

Nah, pada 1990-an, Nokia mulai fokus membuat ponsel yang compact dan dikenal sebagai salah satu merek HP pertama di dunia.

Baca juga: Studi Ungkap Kenapa Nokia Bangkrut

Salah satu ponsel pertama Nokia yang ikonik adalah Nokia 3310. Pada masanya, Nokia 3310 menjadi salah satu ponsel yang paling ringan yang pernah ada dengan berat 133 gram.

Nokia 3310 diklaim terjual lebih dari 126 juta unit semenjak pertama kali diluncurkan 23 tahun silam. Berkat kesuksesan seri 3310, Nokia pun menelurkan lebih banyak generasi ponsel fitur lainnya, seperti model 3330 dan 3350 pada 2001.

Nokia pun sempat menjadi salah satu vendor penguasa pasar ponsel dunia. Namun, kejayaan Nokia mulai meredup. Menurut riset ada beberapa faktor yang membuat pamor Nokia turun seperti budaya kerja mencekam dan gagal berinovasi.

Nokia kemudian undur diri dari bisnis ponsel usai divisi perangkat kerasnya diakuisisi oleh Microsoft pada 2014 lalu dengan mahar senilai 7,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 96,8 triliun). Kemudian pada 2016, lisensi merek Nokia dibeli oleh perusahaan China, HMD Global.

Saat ini, Nokia masih kerap meluncurkan Feature phone (ponsel dengan kemampuan dasar telepon dan SMS saja) dan ponsel 5G dibawah HMD Global, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari LifeWire, Selasa (25/4/2023).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com