Pengguna bebas memilih warna dan efek yang diinginkan, misalnya efek "Solid" untuk mempertahankan warna yang sudah dipilih, efek "Blinking" agar ring light berkedip, dan "Dynamic Color" agar warna ring light berubah-berubah layaknya sedang menggunakan keyboard RGB.
Selain sejumlah tombol di atas, ada pula touchpad kecil di bawahnya seperti yang dimiliki konsol Steam Deck. Touchpad ini menjadi alternatif kontrol selain layar sentuh yang sudah disebutkan sebelumnya.
Dengan touchpad, kontrol pengguna menjadi lebih akurat karena mengandalkan kursor kecil ketimbang jari yang lebih besar.
Bila dibandingkan dengan controller, touchpad lebih cocok digunakan untuk game yang membutuhkan presisi, seperti The Sims 4, misalnya ketika mendesain karakter atau membangun rumah.
Tombol-tombol lain di controller kanan adalah tombol "Function Button" untuk mengatur resolusi, brightness, dan lain-lain dengan cepat, trigger RB, RT, serta tombol M1 dan M2 di sisi kanan.
Di belakang ada tombol M3, Y3, dan scroll wheel. Tombol M3 dan Y3 disusun bersebelahan dan dapat diatur bebas dengan mengakses aplikasi Legion Space, kemudian menu "Controller" > "Button Mapping Profile".
Berpindah ke controller kiri, terdapat analog yang dilengkapi ring light di atas kiri yang biasanya digunakan menggerakkan karakter game. Di samping kanannya, ada "Function Button" yang akan membuka aplikasi Legion Space secara instan.
"Function Button" lainnya berguna sebagai tombol "Select", yang biasanya mendampingi "Start". Kegunaan tombol ini bergantung pada masing-masing game yang dimainkan.
Tombol-tombol di sisi kiri hanya ada trigger LB dan RT di bagian atas alias punggung, tidak ada tombol di sisi samping kiri. Bagian belakangnya mencakup tombol Y1 dan Y2 yang kegunaannya bisa diatur sesuka hati.
Semua tombol juga terasa nyaman disentuh, misalnya tombol A, B, X, Y dan D-pad yang taktil, serta tombol analog yang halus. Namun, posisi tombol "Start" dan "Select" di controller kiri terasa aneh, karena biasanya controller menempatkan tombol tersebut di tengah.
Kendati begitu, hal ini wajar karena bagian tengah konsol memang sudah dipenuhi layar. Oleh sebab itu, kami harus membiasakan diri dengan kontrol yang disediakan.
Bisa FPS Mode
Ketika dilepas, kedua controller Legion Go akan terhubung dengan konsol genggam tersebut melalui koneksi Bluetooth.
Menariknya, controller sebelah kanan bisa dilepas dan dijadikan sebagai mouse. Caranya, pengguna melepas controller kanan dengan menekan "Release Button" yang terletak di belakang bawah controller. Setelah itu, lihat bagian bawah controller dan aktifkan "FPS Mode".
Selanjutnya, hubungkan controller dengan dock magnet yang termasuk dalam paket penjualan Legion Go. Layar konsol akan menampilkan informasi bahwa pengguna sedang menggunakan mode FPS (mode untuk main game FPS).
Sementara itu, controller sebelah kiri yang dilepas berguna untuk menggerakkan karakter, melompat, berjongkok, dan lain sebagainya.
Kami sendiri mencoba game shooter Counter-Strike 2 (CS2) dengan FPS Mode. Sepengalaman kami, kontrol ini terasa aneh tetapi menarik.
Aneh karena format controller ini berbeda jauh dengan keyboard yang biasanya digunakan untuk bermain game FPS, dan menarik karena opsi kontrol ini ternyata cukup layak digunakan untuk bermain game FPS.
Karena format controller-nya berbeda, kami butuh waktu lebih banyak untuk membiasakan diri.
Bagian paling aneh terletak pada jumlah tombol yang membuat kami kewalahan, karena kehadiran tujuh tombol di bagian kanan, dua tombol di bagian tengah, dan empat tombol di bagian belakang untuk controller kanan.
Ini belum termasuk controller kiri dengan lima tombol di bagian depan, satu tombol di bagian tengah, dan tiga tombol di bagian belakang. Bila dibandingkan dengan mouse, hanya ada tiga tombol termasuk scroll wheel.
Terlepas dari itu, kami merasa bahwa controller FPS Mode ini memiliki potensi lebih baik jika dibandingkan controller tanpa FPS Mode. Sebab, bidikan pengguna akan terasa lebih akurat ketimbang menggunakan tombol analog yang cenderung kaku.
Baca juga: Tiga Senjata Baru Lenovo di Pasar Gaming Indonesia
Port dan fitur pendukung
Terkait audio, suara yang dikeluarkan Legion Go relatif kecil meski dalam volume maksimum. Dengan suara seperti ini, pengguna kemungkinan akan lebih puas bila bermain game dengan headphone, terlebih lagi game kompetitif yang membutuhkan suara yang keras nan jelas.
Untuk bagian bawah, pengguna dapat menemukan satu buah port USB-C.
Bagian bawah layar mencakup dua lubang mikrofon yang berukuran kecil.