Digitalisasi seperti pisau bermata dua, di mana pemanfaatannya harus tepat. Jika tidak, maka akan berisiko dimanfaatkan untuk hal negatif.
Untuk kapabilitas talenta, potensi bencana besar dapat terjadi jika pemahaman AI yang rendah yang tidak dapat mengikuti pesatnya perkembangan AI.
Dampak utamanya adalah ancaman hilangnya beberapa pekerjaan yang dimiliki masyarakat Indonesia saat ini yang tergantikan oleh AI atau malah oleh talenta dari luar negeri.
Hal ini dikarenakan kapasitas talenta terbatas, terdapat beberapa masalah utama yang harus segera diselesaikan juga, seperti kesadaran minim, dan pendidikan AI atau digitalisasi yang kurang.
Untuk menindaklanjuti isu ini, infrastruktur pendidikan yang memang dapat mendorong pemahaman dan kesadaran digital dan AI harus segera dibangun.
Dalam dunia pendidikan, saat ini hanya sedikit universitas di Indonesia yang menyediakan ilmu terkait AI. UI, ITB, UGM, Binus, Telkom University, dan beberapa universitas lainnya yang menyediakan mata kuliah AI. Belum ada Program Studi AI di Indonesia.
Selain itu, dari dunia digital juga belum banyak pelatihan yang bisa diakses oleh masyarakat Indonesia terkait AI dan digital.
Jauh berbeda dengan di China dan Amerika di mana pelatihan AI sudah ada, bahkan untuk anak-anak usia 7 tahun dalam bentuk kursus ataupun summer camp.
Di sisi lain, pada dunia pekerjaan, startup AI di Indonesia juga sangat terbatas. Hanya ada nodeflux, kata.ai, AI untuk kredit, dan beberapa perusahaan AI lainnya.
Padahal dengan adanya startup AI di Indonesia diharapkan bisa menjadi trend setter dan generator terkait pemahaman dan kesadaran akan pentingnya AI.
Jika kita bisa memanfaatkan peluang yang ada dan cerdas membentuk kapabilitas, adanya AI justru bisa menambah lapangan kerja baru.
Potensi di Indonesia, jumlah pekerjaan baru yang diciptakan oleh AI bisa berkisar dari 4 juta hingga 23 juta pada 2030.
Menuju ke penyediaan pekerjaan baru perlu ada persiapan transisi yang cukup besar. Persiapan tersebut mencakup peningkatan sistem pendidikan, pembelajaran berkelanjutan, dan mendorong budaya inovasi dan kewirausahaan.
Untuk mengisi gap yang ada dari kebutuhan pendidikan masyarakat Indonesia atas pengetahuan terkait AI, Pijar Mahir sebagai salah satu platform pembelajaran sudah menyediakan berbagai materi AI dengan sertifikasi global.
Pijar Mahir juga dapat membantu pekerja ataupun mahasiswa untuk memperoleh keterampilan digital, termasuk AI, Gen AI dan ML (Machine Learning).