Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Elon Musk Umumkan Prestasi Tanam Chip di Otak Manusia

Kompas.com - 31/01/2024, 13:03 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber BBC

Perusahaan tersebut sebelumnya telah berusaha mendapatkan persetujuan dari FDA untuk merekrut 10 orang. Namun menurut laporan dari Reuters, Neuralink mencoba menegosiasikan angka yang lebih rendah setelah FDA mengangkat masalah keamanan.

Baca juga: Mark Zuckerberg Ingin Bangun AGI, AI yang Tiru Otak Manusia

Chip "Telepathy"

Dalam twit terpisah, Elon Musk mengungkap bahwa produk pertama Neuralink diberina nama "Telepathy".

Pemilik X/Twitter itu merinci bahwa chip Telepathy memungkinkan pengguna memiliki kontrol atas ponsel/komputer/hampir semua perangkat, hanya dengan berpikir.

Musk menyebut, pengguna awal chips Telepathy adalah mereka yang mengalami kelumpuhan atau kehilangan fungsi anggota tubuhnya. Musk pun mengaitkan pengadopsian chip Telepathy ini dengan kasus mendiang ilmuwan Inggris kenamaan, Stephen Hawking yang mengidap penyakit neuron motorik.

"Bayangkan jika Stephen Hawking bisa berkomunikasi lebih cepat daripada juru ketik atau juru lelang. Itulah tujuannya," tulis Elon Musk.

Stephen Hawking adalah satu-satunya orang dengan penyakit ALS (amyotrophic lateral sclerosis) yang berhasil bertahan hidup hingga usia 76 tahun.

Dikutip dari HelloSehat.com, penyakit ALS adalah gangguan pada saraf-saraf motorik atau sel-sel saraf pada otak dan tulang belakang yang mengatur gerakan otot-otot lurik (otot yang digerakkan berdasarkan kemauan sendiri).

Neuron motor mengendalikan semua gerakan refleks atau spontan di otot lengan, kaki, dan wajah. Neuron motor juga berfungsi memberitahu otot-otot untuk berkontraksi sehingga kita bisa berjalan, berlari, mengangkat benda ringan di sekitar, mengunyah dan menelan makanan, dan bahkan bernapas.

Namun, penderita ALS mengalami gangguan sistem saraf di mana sel-sel tertentu (neuron) di dalam otak dan sumsum tulang mati secara perlahan. Sel ini mengirimkan pesan dari dalam otak dan sumsum tulang menuju otot.

Masalah otot ringan muncul pada awalnya, tetapi perlahan-lahan orang tersebut akan menjadi lumpuh, seperti halnya Stephen Hawking.

Nah, di sinilah peran chip Neuralink. Menurut klaim Elon Musk, chip Neuralink yang ditanamkan pada otak manusia menunjukkan adanya lonjakan (sel) neuron yang menjanjikan.

Baca juga: Stephen Hawking Meninggal Dunia, Ini Ramalannya soal Teknologi AI

Perusahaan chip otak lain

Sebelumnya, sudah ada beberapa perusahaan yang melakukan hal serupa dengan Neuralink. Misalnya, perusahaan Blackrock Neurotech yang berbasis di Utah menanamkan antarmuka otak-komputer pertamanya pada tahun 2004.

Precision Neuroscience, yang dibentuk oleh salah satu pendiri Neuralink, juga bertujuan untuk membantu penderita kelumpuhan. Implan bikinan Precision Neuroscience menyerupai selotip sangat tipis yang dipasang di permukaan otak. Implan ini dapat ditanamkan melalui "cranial micro-slit", yang disebut merupakan prosedur yang jauh lebih sederhana.

Perangkat yang ada juga telah membuahkan hasil. Dalam dua penelitian ilmiah terpisah di AS baru-baru ini, implan digunakan untuk memantau aktivitas otak ketika seseorang mencoba berbicara. Kemudian diterjemahkan untuk membantu mereka berkomunikasi.

Di antara perusahaan lain yang membuat kemajuan serupa di bidang ini adalah École Polytechnique Fédérale di Lausanne (EPFL), di Swiss, yang berhasil memungkinkan orang lumpuh berjalan hanya dengan berpikir.

Hal ini dicapai dengan memasang implan elektronik pada otak dan tulang belakangnya yang secara nirkabel mengkomunikasikan pikiran ke tungkai dan kakinya. Rincian terobosan ini dipublikasikan di jurnal peer-review Nature pada Mei 2023, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BBC, Kamis (1/2/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com