Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bitcoin "To the Moon" Tembus Rp 903 Juta, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 28/02/2024, 13:03 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga aset kripto Bitcoin (cryptocurrency BTC) "to the moon" atau tengah naik drastis belakangan ini. Ada dua faktor utama yang membuat harga Bitcoin meroket, yakni karena sentimen positif terhadap ETF Bitcoin spot dan menjelang halving day.

Berdasarkan data di situs CoinDesk per Rabu (28/2/2024) siang, Bitcoin diperdagangkan di level sekitar 57.271 dollar AS (sekitar Rp 897,8 juta) per kepingnya. Bitcoin sempat menyentuh level 57.582 dollar AS (sekitar Rp 903 juta) per kepingnya dalam 24 jam terakhir.

Ini merupakan rekor harga tertinggi Bitcoin dalam hampir 2,5 tahun. Pasalnya, Bitcoin terakhir kali diperdagangkan di atas 57.000 dollar adalah lebih dari dua tahun yang lalu, sekitar 29 November 2021.

Sejak saat itu, Bitcoin mengalami bearish atau melemah. Pada November 2022, harga Bitcoin sempat anjlok ke angka 16.000 dollar AS atau setara Rp 251,3 juta per keping. Harga tersebut menandai harga terendah Bitcoin dalam 2,5 tahun belakangan.

Namun, sejak setahun belakangan (Januari 2023 hingga Januari 2024), harga Bitcoin mulai merangkak naik lagi. Puncaknya, harga Bitcoin sempat tembus di atas 57.000 dollar pada 27 Februari 2024.

Secara umum, aset kripto ini tercatat naik sekitar 26 persen dari awal tahun hingga saat ini 28 Februari 2024 (year-to-date) dan naik 126 persen selama setahun terakhir.

Harga Bitcoin to the moon. Bitcoin diperdagangkan di level sekitar 57.271 dollar AS (sekitar Rp 897,8 juta) per kepingnya pada Rabu (28/2/2024) siang. Secara umum, aset kripto ini tercatat naik sekitar 26 persen dari awal tahun hingga saat ini 28 Februari 2024 (year-to-date) dan naik 126 persen selama setahun terakhir.CoinDesk Harga Bitcoin to the moon. Bitcoin diperdagangkan di level sekitar 57.271 dollar AS (sekitar Rp 897,8 juta) per kepingnya pada Rabu (28/2/2024) siang. Secara umum, aset kripto ini tercatat naik sekitar 26 persen dari awal tahun hingga saat ini 28 Februari 2024 (year-to-date) dan naik 126 persen selama setahun terakhir.
Disahkannya ETF Bitcoin spot

Setidaknya ada dua faktor utama yang mendorong harga Bitcoin naik drastis dalam beberapa waktu terakhir. Pertama, adanya sentimen positif terhadap ETF Bitcoin spot.

Pemerintah Amerika Serikat melalui Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menyetujui Exchange-Traded Funds (ETF) berbasis bitcoin pada Rabu (10/1/2024) waktu setempat. Ini pertama kalinya regulator AS memberikan restu pada ETF Bitcoin.

ETF Bitcoin spot merupakan kumpulan aset yang berfungsi seperti reksa dana. ETF biasa umumnya berisi portofolio saham, obligasi, atau komoditas. Sementara ETF kripto yang disetujui AS ini berisi aset kripto, mulai dari Bitcoin, Ethereum, hingga altcoin lainnya.

ETF Bitcoin ini terdaftar dan diperdagangkan di bursa Nasdaq, NYSE, dan CBOE. Dengan begitu, investor dapat dengan mudah membeli dan menjualnya, termasuk melacak pergerakan harga.

Ada 11 instrumen ETF Bitcoin spot yang disetujui SEC dan resmi diperdagangkan sejak Januari lalu, yaitu:

  • Bitwise (BITB)
  • ARK Invest/21Shares (ARKB)
  • Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO)
  • iShares Bitcoin Trust (IBIT)
  • VanEck Bitcoin Trust (HODL)
  • Franklin Bitcoin ETF (EZBC)
  • Fidelity Wise Origin Bitcoin Trust (FBTC)
  • WisdomTree Bitcoin Trust (BTCW)
  • Valkyrie Bitcoin Fund (BRRR)
  • Hashdex Bitcoin Futures ETF (DEFI)
  • Grayscale Bitcoin Trust (GBTC)

Menurut data Farside Investors, sembilan ETF Bitcoin spot baru telah mengumpulkan total 300.000 BTC. Ini berarti sembilan ETF spot sekarang memiliki 1,5 persen dari pasokan maksimum Bitcoin yang sebesar 21 juta keping BTC.

Adapun pemasukan senilai 17 miliar dollar AS (kira-kira Rp 266,5 triliun) sejak debut publiknya pada 11 Januari.

Arus masuk bersih ETF Bitcoin spot yang baru berusia 1 bulan lebih ini dilaporkan telah melampaui 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 94 triliun.

Baca juga: ChatGPT Prediksi Harga Bitcoin hingga 2050, Ini Hasilnya

Menuju halving day April 2024

Ilustrasi Bitcoin, mata uang kripto paling bernilai di dunia.Unsplash/michael fortsch Ilustrasi Bitcoin, mata uang kripto paling bernilai di dunia.
Harga cryptocurrency BTC yang menguat pada akhir Februari 2024 ini juga didongkrak oleh peristiwa "halving day" yang akan terjadi pada sekitar 19 atau 20 April 2024.

Bitcoin halving adalah peristiwa yang terjadi 4 tahun sekali. Sesuai dengan namanya, halving pasokan Bitcoin adalah peristiwa di mana imbalan untuk menambang blok baru di blockchain Bitcoin dipotong setengahnya.

Setelah halving day, hadiah BTC yang diberikan kepada penambang akan dikurangi dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok. Tujuannya halving day antara lain untuk membatasi pasokan dan menekan inflasi BTC.

Berdasarkan riwayat sebelum-sebelumnya, harga Bitcoin selalu mengalami kenaikan signifikan setelah halving day. Misalnya, bitcoin mencapai harga 1.000 dollar AS setelah halving tahun 2012 dan mencapai 20.000 dollar AS setelah halving tahun 2016.

Halving terakhir yang terjadi pada 2020 mencetak rekor harga bitcoin tertinggi sepanjang masa di level 69.000 dollar AS, sebagaimana dihimpun dari BlockWorks.

Dengan berkurangnya pasokan dan berlanjutnya permintaan yang kuat terhadap Bitcoin, hal ini diperkirakan akan mendorong harga BTC ke level yang lebih tinggi dalam jangka pendek.

Menurut laporan baru-baru ini, Bitcoin diramalkan akan mencapai rekor baru sebesar 88.000 dollar AS (sekitar Rp 1,37 miliar) sepanjang tahun 2024, sebelum akhirnya stabil di angka sekitar 77.000 dollar AS (sekitar Rp 1,2 miliar) pada akhir tahun, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CoinTelegraph, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: AS Restui ETF Bitcoin, Reksa Dana Bitcoin Pertama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com