Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. Alfian Akbar Gozali
Dosen & Manajer Pengembangan Produk TI Telkom University

Dosen Telkom University, Penulis Buku Kecerdasan Generatif Artifisial

kolom

Kontroversi Starlink: Masa Depan Internet atau Ancaman Baru bagi NKRI?

Kompas.com - 24/06/2024, 06:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Walau ada juga beberapa ISP yang diajak kerja sama oleh Starlink untuk sekadar memenuhi persyaratan izin di sini.

Starlink bukan sekadar perusahaan perangkat dan layanan satelit semata, sebagaimana perusahaan satelit lain.

Starlink juga bisa berfungsi sebagai perusahaan internet service provider, bahkan juga bisa berfungsi sebagai platform digital, mengingat Elon Musk juga memiliki perusahaan X (dulu Twitter) yang sekarang tak hanya sekadar media sosial, tapi juga mengarah menjadi platform media komunikasi yang berfungsi beragam.

Henry Subiakto, Guru Besar FISIP Universitas Airlangga dan Wakil Ketua Dewan Pakar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyatakan ketidaksetujuannya dengan izin operasional Starlink di Indonesia.

Ia menekankan kehadiran Starlink dapat mengancam perusahaan nasional dan berpotensi digunakan oleh kelompok separatis.

Starlink dapat melayani langsung ke publik tanpa melalui pihak ketiga, yang mengancam lebih dari 400 ISP di Indonesia.

Selain itu, Starlink dapat berfungsi sebagai platform digital, yang mengancam kedaulatan digital dan keamanan nasional Indonesia.

Data yang dikumpulkan oleh Starlink dilindungi oleh US Cloud Act 2018, sehingga tidak bisa diakses oleh Indonesia, tetapi terbuka untuk pemerintah dan penegak hukum AS.

Ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah Starlink akan lebih tunduk pada hukum Indonesia atau Amerika Serikat.

Jika mereka melayani Papua atau daerah konflik lainnya, maka data tersebut bisa diakses oleh intelijen dan pemerintah AS untuk kepentingan politiknya.

Sebaliknya, data-data itu tidak bisa diakses oleh pemerintah Indonesia. Ini mengkhawatirkan, mengingat teknologi serupa digunakan di Ukraina untuk melawan Rusia.

Di situlah mengapa Starlink dapat membahayakan keutuhan NKRI, saat melayani wilayah gunung-gunung dan pedalaman Papua yang mungkin digunakan untuk kepentingan pemberontakan.

Selain kekhawatiran bisnis dan keamanan, ada juga kekhawatiran terkait dampak lingkungan dari jaringan satelit ini.

Studi terbaru menunjukkan bahwa jaringan satelit internet seperti Starlink dapat berkontribusi terhadap penipisan lapisan ozon.

Ketika satelit terbakar di atmosfer, mereka menghasilkan aluminium oksida yang dapat merusak ozon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com