Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Implementasi "Big Data" Ternyata Bisa Mudah

Kompas.com - 03/12/2014, 16:07 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi Big Data menjadi istilah baru dalam industri telekomunikasi dan informasi. Belum banyak perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan solusi ini untuk meningkatkan skala kompetensi mereka di pasar.

Apa saja yang menjadi faktor penghambat adopsi big data di Indonesia yang membuat banyak perusahaan belum tergerak untuk memanfaatkan teknologi ini?

Menurut Beno K. Pradekso, CEO dari perusahaan Solusi247, perusahaan yang menyediakan layanan big data, implementasi teknologi tersebut memang tidak bisa dilakukan secara big bang, atau tiba-tiba.

"Kami tidak menganjurkan untuk mengubah infrastruktur yang ada tiba-tiba menjadi infrastruktur baru untuk mendukung big data," ujar Beno kepada KompasTekno saat dijumpai di acara Konferensi Big Data Indonesia 2014, Rabu (3/12/2014).

Karena itu, seringkali perusahaan-perusahaan berpikir bahwa jika ingin menggunakan big data, mereka harus mengubah infrastruktur yang sudah mereka gunakan selama ini.

"Tantangannya adalah kita seringkali dianggap ingin me-replace sesuatu (infrastruktur atau server) yang sudah ada," kata Beno.

Padahal, menurutnya, solusi big data bisa diadopsi secara co-exist dan bertahap. Perusahaan-perusahaan yang ingin mengadopsi solusi layanan big data bisa memulai dengan mencoba dengan menggunakan PC yang murah.

"Modalnya bisa dibawah Rp 30 juta, bahkan dengan laptop-laptop pun bisa" kata Beno.  

Ditambahkan olehnya, teknologi yang mendukung big data itu bersifat scalable (bisa ditingkatkan di masa mendatang), cost-effective, dan bisa jadi ke nanti depannya akan sangat kompleks.

Pada saat data yang banyak, teknologi yang cost-effective ini akan kesulitan dalam menangani tipe data dan kecepatan. Namun dari sisi software, teknologi big data yang berasal dari open source dari awal memang telah didesain untuk menangani data dalam jumlah yang besar.

Tantangan lainnya menurut Beno adalah, pandangan bahwa big data itu sering dipandang sebagai tools analytic, yang digunakan untuk melakukan analisa sesuatu hal yang kompleks yang mungkin belum banyak orang-orang di Indonesia yang memahami.

Solusi247 sendiri, disebut Beno, telah melakukan beberapa inisiatif untuk memecahkan tantangan-tantangan dari solusi big data tersebut, seperti inisitatif data sains yang dilakukannya bersama universitas-universitas di Indonesia.

Namun solusi tersebut disebutnya bukan tanpa hambatan, karena data sains yang dikembangkan itu menggabungkan beberapa pengetahuan dari lintas disiplin ilmu, seperti matematika, statistika, data mining, dan yang tak kalah penting adalah masukan dari pelaku yang telah terjun di industri.

"Universitas masih membutuhkan orang-orang pelaku dari industri, seperti banking dan telko, yang benar-benar memahami adalah orang industri," demikian ujar Beno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis, Ada Permainan Multiplayer 'Orcs Must Die! 3'

Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis, Ada Permainan Multiplayer "Orcs Must Die! 3"

Game
Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Akhirnya, Mirrorless Canon Bisa Pakai Lensa Sigma dan Tamron

Akhirnya, Mirrorless Canon Bisa Pakai Lensa Sigma dan Tamron

Gadget
'Honkai Star Rail' Bagi-bagi 1.600 Stellar Jade Gratis, Begini Cara Mendapatkannya

"Honkai Star Rail" Bagi-bagi 1.600 Stellar Jade Gratis, Begini Cara Mendapatkannya

Game
Kenapa WhatsApp Desktop Keluar Sendiri? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenapa WhatsApp Desktop Keluar Sendiri? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Software
Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

e-Business
2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 11 dengan Mudah dan Cepat

2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 11 dengan Mudah dan Cepat

Software
Komparasi: Spesifikasi Samsung Galaxy A05 Vs Galaxy A05s

Komparasi: Spesifikasi Samsung Galaxy A05 Vs Galaxy A05s

Gadget
Cara Menggunakan Privacy Extension for WhatsApp Web di Mozilla Firefox untuk Blur Chat

Cara Menggunakan Privacy Extension for WhatsApp Web di Mozilla Firefox untuk Blur Chat

Software
Apa Itu Fiber Optik? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

Apa Itu Fiber Optik? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

Hardware
Kenapa E-mail Hilang dari Kotak Masuk Gmail? Begini Cara Mengeceknya

Kenapa E-mail Hilang dari Kotak Masuk Gmail? Begini Cara Mengeceknya

Software
Akhirnya, Samsung Galaxy AI Sudah Bisa Bahasa Indonesia

Akhirnya, Samsung Galaxy AI Sudah Bisa Bahasa Indonesia

Software
Unik, Ada Mesin Gacha Berhadiah CPU Intel di Jepang

Unik, Ada Mesin Gacha Berhadiah CPU Intel di Jepang

Hardware
Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

e-Business
Siap-siap, Harga SSD dan Hard Disk Bakal Makin Mahal

Siap-siap, Harga SSD dan Hard Disk Bakal Makin Mahal

Hardware
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com