Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Overwatch 2" Jadi Game Terburuk di Steam, Blizzard Angkat Bicara

Kompas.com - 22/08/2023, 17:00 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Overwatch

KOMPAS.com - Blizzard Entertainment resmi meluncurkan game "Overwatch 2" melalui platform distribusi game milik Valve, Steam.

Setelah diluncurkan di Steam, "Overwatch 2" dibanjiri penilaian negatif dari pengguna, dan menjadi game dengan rating terburuk di platform tersebut.

Ada berbagai kritik yang dilontarkan pengguna, mulai dari model bisnis "Overwatch 2" yang memeras dompet pengguna, pembatalan produksi mode PvE (Player vs Environment) yang ambisius, penutupan "Overwatch" pertama, dan lain sebagainya.

Melihat respons yang negatif ini, Aaron Keller selaku Game Director "Overwatch 2" mulai angkat suara.

Baca juga: Baru Dirilis di Steam, Game Overwatch 2 Dibanjiri Bintang Satu

"Kami baru saja meluncurkan 'Overwatch 2' pekan lalu. Meskipun mendapatkan ulasan negatif secara bertubi-tubi (review bombing) bukanlah pengalaman yang menyenangkan, kami senang melihat banyak pengguna bermain 'Overwatch 2' untuk pertama kalinya," kata Keller.

"Kami memiliki tujuan untuk membuat 'Overwatch 2' makin mudah diakses banyak orang," imbuhnya dalam blog resmi "Overwatch 2".

Keller kemudian menjelaskan bahwa kritik yang sering dibahas pengguna Steam, berkaitan dengan pembatalan produksi mode cerita PvE yang ambisius.

Mode PvE yang diumumkan pada 2019 ini dikatakan ambisius karena mengadopsi mekanisme permainan Role-Playing Game (RPG).

Pemain bisa meningkatkan level setiap karakter (hero) dan membuka akses kemampuan (skill) baru dalam skill tree yang melimpah. Satu skill tree mencakup sekitar 40 atau 50 kemampuan, sehingga setiap pemain diberi kebebasan untuk bereksperimen.

Mode PvE Overwatch 2 sebelumnya menjanjikan sistem talent tree ala game RPGOverwatch Mode PvE Overwatch 2 sebelumnya menjanjikan sistem talent tree ala game RPG

Mode tersebut akhirnya digantikan dengan mode PvE dengan skala yang lebih kecil, tanpa adanya sistem leveling karakter dan skill tree. Gamers hanya bisa memainkan mode cerita dengan karakter dan skill yang sudah ditentukan.

Baca juga: Game Overwatch 2 Banyak Bug, Pengembang Minta Maaf dan Bagi-bagi Skin Gratis

"Saya mengerti kekecewaan pengguna. Kami tidak dapat menyelesaikan proyek PvE ambisius yang diumumkan pada 2019 itu," ungkap Keller.

Tak selamanya negatif, Keller mengatakan bahwa banyak pemain yang puas dengan kondisi "Overwatch 2" saat ini, baik karena karakter baru bernama Illari, maupun karena tim developer "Overwatch 2" yang terbuka mendengarkan kritik pengguna.

"Kami mendengar bahwa banyak pemain inti kami merasa 'Overwatch 2' berada dalam kondisi yang terbaik dibanding sebelumnya. Banyak pemain yang mengatakan bahwa kami benar-benar mendengar masukan mereka," jelas Keller.

Keller menambahkan, mereka tidak bisa memutar waktu, sehingga strategi tim "Overwatch" selanjutnya adalah untuk bergerak maju, lalu meningkatkan kualitas dan menambahkan konten di "Overwatch 2".

Konten tersebut mencakup implementasi peta (map), karakter, mode, misi, cerita, event, kosmetik, dan fitur baru, sebagaimana dikutip KompasTekno dari blog resmi "Overwatch 2", Selasa (22/8/2023).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com