Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan China Bikin Baterai Bertenaga Nuklir, Bisa Tahan 50 Tahun

Kompas.com - 15/01/2024, 12:02 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Daya baterai biasanya akan habis terpakai dalam waktu relatif singkat dan mesti diisi ulang atau diganti. Beda halnya dengan baterai nuklir bikinan Betavolt ini.

Baterai bernama BV100 itu bisa bertahan dalam jangka waku sangat lama, mencapai 50 tahun tanpa perlu maintenance atau pengisian ulang karena mampu menghasilkan energi sendiri.

Betavolt BV100 menempatkan isotop nickel-63 dalam modul yang berukuran lebih kecil dari sekeping uang logam. Energi yang dihasilkan dari peluruhan isotop dikonversi menjadi listrik.

Betavolt mengeklaim bahwa baterai bikinannya merupakan produk pertama di dunia yang berhasil meminiaturisasi energi atom. Baterai tersebut kini sudah memasuki tahap pilot testing sebelum diproduksi masal untuk konsumen.

Baca juga: Tips Merawat Baterai Ponsel agar Tak Cepat Bocor

Dalam keterangan tertulis, Betavolt mengatakan bahwa baterai tenaga atomnya dapat memenuhi kebutuhan sumber enertgi yang tahan lama di berbagai skenario.

"Seperti kedirgantaraan, peralatan AI, peralatan medis, mikroprosesor, sensor tingkat advanced, drone kecil, dan micro-robot," ujar Betavolt, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Independent, Senin (15/1/2024).

BV100 dibuat dengan cara menyelipkan lembaran nickel-63 setebal 2 mikron di antara dua lembaran single-crystal diamond semiconductor setebal 10 mikron yang bertindak sebagai converter.

Ilustrasi susunan baterai nuklir Betavolt BV100Betavolt Ilustrasi susunan baterai nuklir Betavolt BV100

Dengan konstruksi berlapis itu, BV100 disebut bisa beroperasi dengan stabil di lingkungan dengan suhu antara -60 hingga 120 derajat Celsius, sekaligus tidak akan terbakar atau meledak.

Amerika Serikat dan Uni Soviet sebenarnya pernah membuat baterai bertenaga nuklir pada dekade 1960-an, tapi bentuknya besar, berat, mahal, dan juga berbahaya antara lain karena menggunakan material radioaktif Plutonium sebagai sumber energi.

Sebaliknya, baterai nuklir bikinan Betavolt diklaim aman untuk konsumen dan tidak akan memancarkan radiasi, bahkan jika ditusuk atau ditembak dengan senjata api.

"Setelah periode peluruhan, ke-63 isotop berubah menjadi isotop tembaga yang stabil. Sifatnya non-radioaktif serta tidak menimbulkan ancaman atau polusi lingkungan," ujar Betavolt.

Baca juga: HP Tahan Banting Ini Punya Baterai Jumbo 22.000 mAh

Karena ukurannya yang mungil, hanya 15 x 15 x 5 mm, baterai Betavolt BV100 bisa dipasang dalam jumlah banyak untuk menghasilkan energi lebih besar.

Untuk sekarang, baterai BV100 bikinan Betavolt hanya memiliki keluaran daya yang relatif kecil, yakni 100 microwatt dengan voltase 3V. Ke depan, Betavolt berencana membuat baterai nuklir dengan keluaran daya lebih besar, mencapai 1 watt, pada 2025.

Betavolt juga sedang mengeskplorasi isotop seperti strontium-90, promethium-147, dan deuterium untuk membikin baterai bertenaga atom yang menghasilkan energi lebih tinggi dan tahan lebih lama, hingga 230 tahun.

Perusahaan itu pun berandai-andai bakal membuat baterai nuklir untuk dipakai di smartphone yang tak perlu di-cas dan drone yang bisa terbang terus menerus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com