Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Layanan Sempat Tumbang, CEO Telegram Salahkan Pemerintah China

Belakangan, CEO Telegram Pavel Durov menyebut gangguan tersebut disebabkan oleh serangan siber yang dilakukan oleh pemerintah China.

Melalui akun Twitter miliknya Durov mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh para peretas yang terafiliasi dengan China. Hal tersebut diketahui dari alamat IP para peretas yang teridentifikasi berasal dari Negeri Tirai Bambu.

Menurut Durov, para peretas menyerang server Telegram dengan menggunakan teknik Distributed Denial of Service (DDoS), yakni membanjiri server dengan trafik sehingga akhirnya tak kuat menangani beban jaringan dan tumbang.

Durov juga menuding bahwa serangan siber itu dilakukan berbarengan dengan adanya aksi protes di wilayah Hong Kong terkait RUU ekstradisi.

Telegram sendiri saat ini menjadi salah satu aplikasi pesan instan yang populer di dunia. Telegram dikenal ketat melindungi privasi penggunanya dari intipan pihak luar lewat fitur enkripsi.

Karena fitur inilah Telegram kerap digunakan untuk kepentingan tertentu yang bersifat rahasia seperti misalnya untuk menyusun rencana serangan teroris atau melancarkan gerakan protes pada pemerintah.

Dirangkum KompasTekno dari Phone Arena, Senin (17/6/2019), pemerintah China sendiri membantah tudingan bahwa mereka berada di balik serangan tersebut.

https://tekno.kompas.com/read/2019/06/17/11420087/layanan-sempat-tumbang-ceo-telegram-salahkan-pemerintah-china

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke