Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andrew Darwis & Ken Lawadinata

Kaskus Mirip Sebuah "Negara Digital"

Kompas.com - 13/12/2011, 12:58 WIB

Halo Min. Setelah Kaskus terkenal dengan the largest Indonesian community, bagaimana cara Mimin memelihara anggota yang banyak itu. Bagaimana usaha Mimin untuk membangun Kaskus sebagai forum yang lebih berkualitas sehingga Kaskus diharapkan tidak hanya cukup menjadi largest, tetapi juga the best dalam hal yang lain

(Nevi Mugia Santosa, Serang-Banten)

Banyak usaha yang selalu kami lakukan untuk terus menjaga dan memelihara Kaskus. Yang paling utama, terus menambah kapasitas server supaya terus bisa menampung pengguna Kaskus. Selain itu, kami juga melakukan perbaikan sistem dan mengoptimalkan perangkat lunak.

Untuk komunitas itu sendiri, kami terus berusaha memperbaikinya. Salah satunya, saat ini Kaskus menghadirkan Ayu Utami di kategori Book Review, Billy Boen di Young On Top Kaskus Community, PILLAR Business Acelerator Kaskusers untuk konsultasi dalam menjalankan usaha kecil dan menengah (UKM). Selain itu, juga Hukumonline.com untuk memberikan informasi mengenai hukum di kategori Melek Hukum.

Selain itu, Kaskus pun sering melakukan kerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki tujuan yang sama dalam memajukan pengguna internet di Indonesia.

Intinya kami ingin memberikan isi yang bermutu dan berguna bagi banyak orang.

Juragan, apa sih yang membuat agan punya ide untuk membuat Kaskus? Selama proses coding, ada enggak hambatannya? Pertama kali ada ide hingga coding apa sih yang membuat agan terus bertahan sampai sekarang?

(Arum, Yogyakarta)

Andrew: Awalnya ide pembuatan Kaskus sebenarnya sangat mendasar, yaitu keinginan untuk bisa berkomunikasi dengan teman-teman yang ada di Indonesia melalui media internet. Perjalanan Kaskus sebenarnya tidak semudah yang dibayangkan.

Selama 12 tahun banyak kendala dan masalah yang kerap muncul, tetapi yang saya pelajari selama menjalankan Kaskus adalah kami harus menjalankan sesuatu sesuai dengan kesenangan kita (passion) dan tidak boleh mudah menyerah. Karena sesuatu yang besar itu harus diperoleh dengan perjuangan.

Bagaimana sih cara Kaskus memastikan diri menjadi media online yang dapat dipercaya di tengah kerentanan akan penipuan dan penjual-penjual yang tidak jujur?

(Mochamad Triawan, Kayu Putih, Jakarta)

Kalau kita bicara soal penipuan, penipuan tidak hanya terjadi di dunia nyata atau online. Transaksi di pasar saja yang bertatap muka kadang bisa ditipu, apalagi online. Untuk itu, kewaspadaan yang harus diutamakan. Sebagai contoh, apabila ada ponsel dengan harga pasaran Rp 500.000 kemudian ada yang menawarkan dengan harga Rp 100.000, kita seharusnya sudah curiga karena barang tersebut sudah tentu to good to be true. Ke depan nanti Kaskus akan menerapkan sistem verifikasi anggota yang diharap akan menambah kredibilitas dari penjual atau pembeli. (USH/DOE

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com