Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Sejarah RIM ke BlackBerry

Kompas.com - 04/02/2013, 11:18 WIB
Aditya Panji

Penulis

RIM mulai terbangun. Menyadari pangsa pasarnya telah direnggut oleh iPhone dan Android. Harga saham anjlok, dan investor memberi tekanan kepada RIM.

2010: Gagal di bisnis tablet

Tahun 2010, dunia dihebohkan dengan kedatangan komputer tablet iPad buatan Apple. Google pun mengembangkan sistem operasi Android untuk tablet, yang bebas diadopsi oleh produsen komputer.

RIM tak ingin ketinggalan, mereka membuat tablet BlackBerry PlayBook, yang berjalan dengan sistem operasi QNX. Demi mengembangkan sistem operasi tersebut, RIM merogoh kocek 200 juta dollar AS untuk mengakuisisi QNX Software Systems dari Harman International Industries Inc.

AFP Tablet BlackBerry PlayBook

PlayBook tak laku. RIM rugi besar. Dikutip dari media bisnis Bloomberg, angka penjualan PlayBook sangat kecil bahkan terus menurun. PlayBook terjual 500.000 unit pada kuartal 1 tahun 2011, lalu 200.000 unit pada kuartal 2 tahun 2011, dan hanya 150.000 unit pada kuartal 3 tahun 2011. Jika ditotal, penjualannya hanya 850.000 unit.

Penjualan PlayBook yang kurang dari target itu menyebabkan kerugian sampai 485 juta dollar AS. Laba RIM hingga kuartal 3 tahun 2011 anjlok 71 persen (tahun ke tahun), dari 911,1 juta dollar AS menjadi 265 juta dollar AS.

RIM melesu. Roda kepemimpinan berputar. Android dinobatkan sebagai pemimpin pasar perangkat mobile global, dan Apple menempati peringkat dua berkat iPhone dan iPad.

2012: Tahun pembaruan

Tekanan kuat datang dari investor. Mereka mendesak agar duet Jim Balsillie dan Mike Lazaridis turun dari tahta Chairman dan CEO, karena dianggap tak lagi cakap membawa perubahan berarti.

"Ini sangat sulit," kata Lazaridis, yang tak lain adalah pendiri RIM. "Saya cinta perusahaan ini. Saya mencintai karyawan. Mereka adalah keluarga besar saya," tambahnya seperti dikutip dari The Globe and Mail.

Lazaridis berbesar hati. Ia rela meninggalkan posisi CEO demi kelangsungan hidup perusahaan yang ia dirikan pada 1984 silam. Lazaridis dan Balsillie kemudian duduk di kursi dewan direksi.

Dok. RIM Mike Lazaridis (kiri) dan Jim Balsillie

Mulai 22 Januari 2012, posisi CEO RIM jatuh kepada seorang berkebangsaan Jerman bernama Thorsten Heins, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) di RIM.

Muda, berpengalaman dalam industri telekomunikasi, dan pembawaan diri yang tenang, Heins diharap mampu membawa perubahan berarti dalam tubuh RIM yang sedang goyah diterpa tekanan investor.

Heins, yang pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi Siemens, merampingkan organisasi perusahaan RIM dengan memutus hubungan kerja ribuan karyawan. Restrukturisasi ini dilakukan untuk menghemat keuangan perusahaan sekitar 1 miliar dollar AS tahun 2012.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com