Hal tersebut tentunya membuka peluang bagi para mobile marketer untuk menggaet calon pelanggannya melalui media digital, khususnya smartphone. Namun, para pengiklan mobile hendaknya juga bertanggung jawab dan memperhatikan etika dalam beriklan melalui mobile.
"Pemasang iklan mobile harus bertanggung jawab terhadap iklan yang dipasang, para stakeholders juga harus tahu etika," demikian dikatakan Edi Taslim, Ketua Asosiasi Digital Indonesia (IDA) dalam kesempatan diskusi panel di sela ajang Mobile Marketing Association (MMA) Forum 2014 di Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Dicontohkan oleh Edi, saat ini seringkali muncul iklan mobile yang kontennya dirasa kurang tepat, seperti iklan mobile yang tiba-tiba muncul saat pengguna membuka halaman web tertentu. Iklan yang ditampilkan pun kadang memuat foto-foto yang sensual.
Padahal, dengan menyasar pengguna mobile, iklan tersebut bisa diterima oleh pengguna dari semua kalangan umur.
IDA sendiri dijelaskan oleh Edi telah membuat peraturan bagaimana sebaiknya cara beriklan yang baik melalui platform mobile, seperti detil, etika, bagaimana memberikan konten yang bertanggung jawab untuk pengunjung web.
"Pengunjung web juga harus diberi informasi dari mana iklan itu berasal dan apa tujuannya," imbuh Edi.
IDA dan idEA (Asosiasi E-Commerce Indonesia) saat ini memang sedang melakukan kampanye penolakan terhadap praktik iklan yang dianggap mengganggu (intrusive ads), seperti interstitial ads dan offdecks ads yang dilakukan oleh beberapa operator seluler di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.