Desain keseluruhan Zuk Z1 sendiri cenderung minimalis, dengan logo “Zuk” di bagian belakang dan tombol “home” berbentuk persegi panjang.
Tombol home ini sekaligus berperan sebagai pemindai sidik jari, sebuah fitur yang terbilang unik untuk smartphone di kelas harga Zuk Z1. Di sisi kanan dan kirinya terdapat softbutton “back” dan “multitasking” untuk keperluan navigasi di sistem operasi Android seperti biasa.
Zuk Z1 menganut rancangan unibody. Artinya, pemilik perangkat yang bersangkutan tidak bisa melepas baterai yang sudah menyatu ke dalam tubuh.
Tapi hal tersebut mungkin tak perlu dipusingkan karena Zuk Z1 memiliki baterai berkapasitas besar, mencapai 4.100 mAh.
Namun hal ini pun mungkin bukan masalah besar karena Zuk Z1 datang dengan kapasitas penyimpanan internal sebesar 64 GB sebagai konfigurasi standar.
Zuk Z1 menjalankan sistem operasi Android 5.1.1 custom CyanogenMod 12.1.
Mengingat perangkat yang dicoba oleh KompasTekno merupakan versi sample, maka tampilan antarmuka masih “dihiasI” oleh watermark bertuliskan “Cyanogen Preview” di bagian bawah layar.
Tampilan UI pun masih standar Android Lollipop, tak berlapis antarmuka ZUI yang hadir pada Zuk Z1 versi retail yang sudah mulai dipasarkan di China pada Agustus lalu.
Zuk Z1 dijual seharga 300 dollar AS atau sekitar Rp 4,4 juta di pasaran internasional. Banderol itu kurang lebih sebanding dengan harga smartphone OnePlus One yang juga berbasis CyanogenMod dan mengusung spesifikasi mirip.
Adapun harga jual Zuk Z1 di Indonesia masih belum ditentukan. Selain Indonesia, bulan depan, Zuk Z1 juga akan mulai dijual di wilayah pasar lain di luar negeri asalnya, termasuk Amerika Serikat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.