Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2016, 07:42 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham mayoritas Lazada kini dikuasai Alibaba selaku e-commerce terbesar di China. Meski begitu, Alibaba tak serta-merta mengintervensi urusan dapur Lazada.

Menurut co-CEO Lazada Indonesia, Duri Granziol, hubungan Alibaba dan Lazada pasca akuisisi lebih mengarah ke relasi kakak-beradik.

"Kami banyak berdiskusi tentang tantangan kami dan rencana ke depan. Mereka mendengarkan dan memberi masukan," kata dia, Rabu (20/7/2016), dalam sesi media di Jakarta.

Duri mengatakan pengalaman Alibaba yang lebih dulu terjun di industri e-commerce memberi pelajaran berarti bagi Lazada. Setidaknya ada tiga nilai Alibaba yang menginspirasi Lazada.

1 Pentingnya keamanan dan pengalaman konsumen.

Lazada mengatakan bakal meningkatkan sektor teknis layanannya seperti kecepatan pengiriman barang, keamanan digital, hingga antarmuka situs dan aplikasi yang lebih ramah alias user-friendly.

Menurut Florian Holm yang juga menjabat co-CEO Lazada Indonesia, Alibaba telah memiliki sistem teknis yang mumpuni dan patut dicontoh untuk menjamin kepuasan pelanggan. Dalam hal pembayaran online, sistem milik Alibaba dinilai sangat kokoh.

Untuk itu, metode HelloPay milik Lazada bakal diintegrasikan dengan layanan pembayaran online milik Lazada. Florian tak menjabarkan secara detil kapan rencana itu akan direalisasikan.

2. Memperkuat ekosistem

Menurut Florian, raksasa sebesar Alibaba sejatinya tak memiliki struktur organisasi gendut. Agar lebih efisien, Alibaba bermitra dengan banyak pihak. Hal ini telah dilakukan Lazada pada beberapa sektor, namun akan lebih digenjot lagi.

Florian mencontohkan dari sisi pengambilan foto produk merchant untuk dijual di situs. Di Alibaba, mereka bekerja sama dengan perusahaan fotografi untuk menjamin semua foto merchant menarik minat pembeli.

Fatimah Kartini Bohang/KompasTekno Co-CEO Lazada Indonesia, Duri Granziol (ki) dan Florian Holm (ka) di Restoran Penang Bistro, Jakarta, Rabu (20/7/2016).
Alibaba tak hendak membuat divisi fotografi khusus, melainkan merangkul pihak lain agar ekosistemnya tumbuh bersama-sama.

"Kami juga tak mau melakukan semuanya sendiri. Kami ingin merangkul sebanyak-banyaknya rekan," kata pria asal Jerman itu.

Contoh lain bisa ditilik dari segi logistik. Lazada memiliki divisi logistik sendiri bernama LEX yang sejatinya mengandalkan jasa Pos Indonesia dan JNE.

Florian berharap ekosistem layanan logistik akan turut berkembang dengan pertumbuhan e-commerce. Sebab, semakin banyak orang belanja online, semakin banyak pengiriman barang, semakin banyak penggunaan jasa logistik, maka harganya pun akan makin murah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com