Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Menanti Palapa N-1, Satelit Komunikasi Generasi Terbaru Buatan China

Kompas.com - 18/05/2017, 22:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Frekuensi yang digunakan kedua jenis satelit pada dasarnya sama saja. Namun demikian total throughput bisa didesain besar atau kecil yang sangat tergantung pada desain pemanfaatan frekuensi tadi plus kekuatan dari “bus”-nya.

Bus adalah salah satu bagian dari satelit, seperti kalau satu merek mobil ada dua jenis yang berbeda misalnya Toyota Yaris dan Vios tapi basisnya sama, bus di satelit adalah basisnya.

Besarnya bus memengaruhi besarnya desain muatan (payload), desain transpondernya. Bus yang besar bisa mengangkut muatan (transponder) yang banyak dengan risiko memengaruhi bobot satelit yang ujungnya juga pada hitungan biaya peluncuran.

Kemampuan throughput satelit Palapa N-1 bukan terbesar yang akan dimiliki Indonesia, karena pada tahun 2018 PT PSN akan meluncurkan satelit HTS dengan nama PSN-6, yang berkemampuan transmisi 15 gbps.

Namun demikian total throughput didesain bisa besar atau kecil, sangat tergantung pula pada desain pemanfaatan frekuensi plus kekuatan bus-nya.

Satelit Palapa N-1 akan mengorbit awal tahun 2020 dan setelah mendekati orbit akan dilakukan migrasi penyewa-penyewa satelit Palapa D ke satelit Palapa N-1. Setelah migrasi selesai dilakukan, satelit Palapa D akan dibuang dan akan melayang-layang menjadi sampah satelit seumur hidupnya di langit setinggi lebih dari 36.500 kilometer di atas Bumi.


Pendapatan satelit kecil

Palapa D merupakan satu-satunya satelit milik PT Indosaat Ooredoo yang tersisa, setelah seri Palapa C (C1 dan C2) habis masa teknisnya. Ada yang hilang atau dibuang di angkasa.

Arsip cgwic.com Arsip satelit High Throughput Satellite BELINTERSAT-1 (satelit komunikasi pemerintah Belarus) buatan China Great Wall Industry Corporation siap diluncurkan.
Pernah suatu ketika, roket peluncur satelit gagal mendorong satelit untuk mencapai orbit. Akhirnya satelitnya “gentayangan” di angkasa.

Perusahaan asuransi kemudian membayar ganti rugi kepada pemilik satelit yang digunakan untuk membayar perusahaan penangkap satelit dengan misi membawanya turun kembali. Oleh perusahaan asuransi, bangkai satelit tadi dijual lagi.

Dirut dan CEO PT Indosat Ooredoo, Alexander Rusli mengatakan, pendapatan dari bisnis satelit tidaklah signifikan karena hanya menyumbang sekitar satu persen dari total revenue. Namun keberadaan satelit juga perlu karena kebanyakan korporasi menghendaki layanan operator seluler yang komplet.

Tidak hanya layanan seluler, data dan video, serta serat optik (FO), tetapi juga satelit, karena korporasi punya cabang di berbagai kawasan yang tidak terjangkau oleh layanan telepon seluler atau telepon kabel.

Itu sebabnya layanan Palapa N-1 lebih diarahkan pada layanan B2B walau layanan ritel (eceran) seperti untuk pelanggan perorangan tetap juga ada.

Alex mencontohkan Thailand yang punya juga satelit HTS berkemampuan transmisi pita lebar, selain jualan B2B di negaranya juga jualan ritel di Indonesia. “Siapa tahu nanti kita juga jualan ritel ke Thailand,” katanya.

Pembuat satelit Palapa N-1, China Great Wall Industry Corporation, dipilih karena dianggap andal namun tetap lebih murah dengan “harga China”. Mutu dan keandalan satelit buatan CGWIC dapat dikata sejajar dengan satelit buatan Amerika atau Eropa.

oket peluncur Long March dari China ini bisa diandalkan dan tidak kalah dibanding roket Ariane dari Eropa. Dari 60 peluncuran menggunakan Long March beberapa tahun terakhir, tidak ada satu pun yang gagal. Peluncuran satelit pun bisa dilakukan oleh kendaraan peluncur mana saja, baik oleh Amerika maupun Eropa. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com