Desember 2017 lalu, Trump sempat mem-posting ulang (retweet) video propaganda anti-muslim. Beberapa orang mendesak Twitter untuk memblokir akun Trump karena dianggap menyebarkan ujaran kebencian.
Namun oleh Twitter, video tersebut tidak dikategorikan sebagai ujaran kebencian, dan memang layak diberitakan.
To clarify: these videos are not being kept up because they are newsworthy or for public interest. Rather, these videos are permitted on Twitter based on our current media policy. https://t.co/RqEQy3skgc
— Twitter Safety (@TwitterSafety) 1 Desember 2017
Dalam kebijakannya, Twitter mengklaim mungkin saja mengizinkan beberapa bentuk gambar kekerasan dan atau konten dewasa, bila ditandai sebagai media sensitif.
Sayangnya, Twitter tidak mendefinisikan lebih jelas, tipe media sensitif seperti apa yang dimaksud. Lebih lengkap, kebijakan Twitter bisa dibaca melalui tautan berikut ini.
Postingan Twitter kontroversial Trump bukanlah yang pertama. Sebelumnya Trump juga sempat menyindir Kim Jong Un yang memanggilnya tua.
Why would Kim Jong-un insult me by calling me "old," when I would NEVER call him "short and fat?" Oh well, I try so hard to be his friend - and maybe someday that will happen!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 12 November 2017
Baca: Donald Trump Gemar Berceloteh di Twitter, Ini Alasannya
Trump juga sering memposting ketidaksukaannya terhadap beberapa media yang kemudian disebut sebagai sumber 'fake news' (berita bohong).
Another false story, this time in the Failing @nytimes, that I watch 4-8 hours of television a day - Wrong! Also, I seldom, if ever, watch CNN or MSNBC, both of which I consider Fake News. I never watch Don Lemon, who I once called the “dumbest man on television!” Bad Reporting.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 11 Desember 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.