Penayangan iklan di Facebook dilakukan secara sistematis. Iklan-iklan yang ditayangkan otomatis menarget kalangan pengguna yang dikehendaki oleh pengiklan lewat algorimta khusus.
Caranya adalah dengan mengais data pribadi pengguna, mulai dari data demografis umum seperti domisili, jenis kelamin, umur, pekerjaan hingga topik kesukaan, pandangan politik, dan etnisitas.
Baca juga: Iklan Lowongan Kerja Facebook Tak Bisa Dilihat Perempuan?
Gabungan basis pengguna
Lantas, apa hubungannya dengan WhatsApp? Perusahaan pesan instan yang dicaplok Facebook dengan nilai fantastis -mencapai ratusan triliun rupiah- ini dahulu dikenal anti-iklan.
Duo pendirinya, Jan Koum dan Brian Acton, memegang teguh prinsip anti-iklan itu hingga mereka sendiri hengkang dari Facebook. Alasan kepergian keduanya disinyalir berkaitan dengan kemauan Facebook menayangkan iklan di WhatsApp.
Acton belakangan buka suara melawan Facebook. Dia berkata bahwa dulu memilih mundur dari jabatan sebagai pimpinan WhatsApp karena mengaku jengah dengan tekanan Mark Zuckerberg, sang pemilik Facebook, yang ingin sekali memonetisasi WhatsApp (lewat iklan).
Baca juga: Pendiri WhatsApp Mengaku Jual Data Pengguna ke Facebook
Menariknya, Acton juga mengungkap bahwa Facebook sempat "menyembunyikan" soal kemungkinan menggabungkan basis penggunanya dengan basis pengguna WhatApp ketika ditanyai oleh komisi Eropa menjelang merger.
Facebook ketika itu berkilah basis pengguna kedua layanan tak bisa digabungkan. Belakangan baru ketahuan bahwa Facebook ternyata memang bisa menyambungkan basis penggunanya dengan basis pengguna WhatsApp.
Data yang bisa didapat dengan penggabungan tersebut misalnya nomor telepon dari WhatsApp, yang bisa dikaitkan dengan akun pengguna di Facebook. Gara-gara ini Komisi Eropa menjatuhkan denda kepada Facebook. Toh, proses penggabungan tetap berjalan.
Iklan di WhatsApp tinggal tunggu waktu
Dengan hengkangnya duo pendiri WhatsApp, penayangan iklan ala di layanan pesan instan itu pun tinggal tunggu waktu.
WhatsApp dikabarkan tengah menguji coba implementasi iklan di platform iOS lebih dulu. Uji coba yang sama juga disebut mendarat di platform Android.
Mekanisme di kedua platform serupa dengan iklan di Instagram, yakni dengan menyisipkan iklan ke fitur Status WhatsApp yang mirip dengan Stories di Instagram. Untuk Android, pemasangan iklan tersebut sudah ada di WhatsApp beta versi 2.18.305.
Iklan di Status WhatsApp nantinya akan didukung penuh oleh sistem pengiklan yang dibangun oleh Facebook.
Baca juga: Siap-siap, WhatsApp Android Dikabarkan Segera Tampilkan Iklan
Instagram yang dulu juga dicaplok oleh Facebook mengalami nasib yang sama dengan WhatsApp. Duo pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger, tahun ini juga telah hengkang dari Facebook selaku perusahaan induk.
Alasan mereka pergi kurang lebih sama dengan duo pendiri WhatsApp Jan Koum dan Brian Acton, yakni tekanan Facebook yang ingin menjejali Instagram dengan lebih banyak ikan untuk meningkatkan pendapatan.
Tak kurang Mark Zuckerberg sendiri yang terang-terangan mengungkap niatan menyangkan lebih banyak iklan di Instagram itu, dalam earning calls seusai laporan keuangan Facebook baru-baru ini.
Baca juga: Bayang-bayang Iklan Menghantui Masa Depan Instagram
Instagram dipandang sebagai ceruk iklan yang tepat. Pasalnya, layanan berbagi foto ini sudah dipandang sebagi "rumah" bagi konsumen generasi millenial berusia muda.
Sebab itu, jangan heran apabila nanti WhatsApp mulai menayangkan iklan, sementara Instagram juga makin dipadati pesan sponsor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.