“Saya merasa dizalimi. Saya ingin merobek semua hal di internet, tetapi saya tahu itu tak mungkin,” kata sang korban, seorang perempuan berusia 40 tahun, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Washington Post, Kamis (3/1/2018).
Artis kawakan Scarlett Johansson khawatir tren deepfake di industri pornografi nantinya akan menarget semua perempuan yang wajahnya berseliweran di internet. Ini merupakan bentuk kekerasan seksual dan bulibaru di era AI.
Baca juga: Instagram Bisa Saring Komentar "Bullying", Begini Caranya
Scarlett Johansson sendiri merupakan selebritas yang cukup sering menjadi korban konten pornografi palsu. Dulu, Photoshop menjadi andalan bagi para oknum untuk memanipulasi fotonya.
Baru-baru ini muncul pula satu video porno palsu yang menampakkan wajah Scarlett Johansson dan telah ditonton 1,5 juta kali. Ia meminta kejahatan semacam ini cepat ditindak, jangan sampai terlambat untuk melindungi perempuan lain dan anak-anak kecil.
“Tak ada yang bisa menghentikan seseorang memotong dan menempelkan foto wajah saya ke tubuh orang lain dan membuatnya realistis,” kata Scarlett Johansson.
“Faktanya, upaya melindungi diri di internet tak ada gunanya. Internet adalah lubang kegelapan yang dalam dan akan memakan dirinya sendiri,” ia menambahkan.
Bentuk balas dendam
Bukan cuma untuk memuaskan imajinasi visual liar lelaki, deepfake juga menjadi bentuk balas dendam kaum adam ke perempuan tertentu. Misalnya saja pada kasus aktivis feminisme, Anita Sarkeesian.
Ia telah lama dikucilkan dari internet karena kritik feminisnya terkait budaya populer dan video games. Belakangan beredar deepfake yang memperlihatkan wajahnya tengah beradegan panas di situs dewasa Pornhub.
Baca juga: Pentagon Terungkap Khawatir Perkembangan Artificial Intelligence
Lebih dari 30.000 kali video itu ditonton. Dalam forum deepfake, poster soal video itu tersebar dan dijadikan meme. Para anggota anonimnya pun saling melontar pernyataan bengis.