Data yang diambil dari jaringan teleskop Event Horizon kemudian disimpan di ratusan hard disk, dan dibawa ke Boston, AS dan Bonn, Jerman untuk disatukan, menggunakan algoritma buatan Bouman.
Foto yang dihasilkan oleh algoritma tersebut kemudian dianalisa oleh empat tim ilmuwan berbeda, untuk memastikan kesahihan foto.
Tak ada latar belakang
Meski menciptakan algoritma dan bergabung dengan tim EHT, Bouman sendiri ternyata tidak memiliki latar belakang ilmu yang membicarakan black hole.
Saat pertama kali bergabung di dalam tim EHT, sekitar enam tahun lalu, wanita berumur 29 tahun ini mengaku tidak memiliki pengetahuan tentang black hole.
Bouman sendiri awalnya merupakan mahasiswi jurusan ilmu komputer dan teknik elektro di Institut Teknologi Massachusetts (MIT), AS. Biasanya, jurusan yang berbicara tentang black hole adalah jurusan fisika dan sejenisnya.
Nah, ketika bergabung dengan tim EHT, ia tengah menyelesaikan gelar doktornya di jurusan citra komputer (computer vision) di kampus yang sama.
Prinsip Bouman - yang tertulis di paragraf awal artikel ini - dan gelar doktor yang sedang dijalaninya, membuatnya bisa bergabung dengan tim EHT untuk membantu menangkap citra lubang hitam.
Terlepas dari EHT, ia sendiri akan memulai karirnya sebagai asisten profesor di Institut Teknologi California (Caltech), AS pada akhir tahun ini.
Ingin banyak wanita-wanita lain sepertinya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.