Xiaomi justru merosot ke nomor empat dengan pangsa pasar 16,8 persen. Vendor asal China itu turun dari posisi kedua di periode yang sama tahun lalu, dengan pangsa pasar 25 persen.
Menurut Risky, salah satu alasan lesunya performa Xiaomi dikarenakan transisi proses manufaktur yang sedang dilakukan di Indonesia pada kuartal I.
Hal ini mempengaruhi proses produksi dan pasokan Xiaomi. Selain itu, Xiaomi disebut tidak memiliki kontrol harga yang ketat terhadap produknya.
Sejumlah Mi Fans di media sosial sempat mengeluhkan Redmi Note 7 yang "ghaib" di pasaran, dan harga offline yang dijual justru lebih tinggi dari harga resmi.
Hal ini menjadi peluang bagi pendatang baru, Realme. Eks sub-brand Oppo itu menduduki posisi kelima dengan pangsa pasar 6,1 persen.
IDC senada Counterpoint
Lima besar merek smartphone di Indonesia dari IDC ini hampir mirip dengan versi Counterpoint Research yang merilis hasil berdasarkan penjualan smartphone.
Counterpoint Research mendudukkan Samsung sebagai vendor nomor satu dengan pangsa pasar 27 persen pada periode yang sama. Namun, posisi kedua versi Counterpoint Research diduduki oleh Xiaomi dengan pangsa pasar 21 persen.
Baca juga: Samsung Klaim Masih Nomor Satu di Indonesia, Ini Kata Oppo
Sementara Oppo baru menempati posisi ketiga dengan pangsa pasar 17 persen. Posisi keempat, versi Counterpoint Reserach, diisi oleh Vivo dengan dengan pangsa pasar 9 persen dan Realme di posisi kelima dengan hasil 8 persen.
Kedua firma riset ini menelurkan hasil agak berbeda dengan Canalys, yang meriset pengapalan smartphone di Indonesia. Canalys justru menempatkan Oppo di posisi pertama dengan pangsa pasar 26 persen. Samsung baru menempati urutan kedua dengan pangsa pasar 24 persen.
Nomor tiga dihuni oleh Xiaomi dengan pangsa pasar 19 persen. Mirip dengan Counterpoint Research, Vivo dan Realme menduduki nomor empat dan lima dengan masing-masing pangsa pasar 15 persen dan 7 persen secara berurutan.
Menurut Risky, setiap firma riset memiliki metode yang berbeda, meski sama-sama menghitung pengapalan.
"Kalau kita melacak produk jadi yang keluar dari pabrik, yang akhirnya masuk ke distributor," jelas Risky.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.