Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bos Xiaomi Indonesia Alvin Tse, Ubah Cita-cita Setelah Berjumpa Steve Jobs

Kompas.com - 04/09/2020, 19:05 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

"Jadi, saya merasa punya latar belakang yang cocok," ujar Alvin.

Saat bergabung dengan Xiaomi, usianya baru 25 tahun. Dia mengaku motivasinya ketika itu bukanlah hendak mencari uang, melainkan hendak belajar, termasuk dari Barra yang merupakan tokoh beken di Google, serta CEO Xiaomi Lei Jun yang kerap dijuluki "Steve Jobs" dari China.

Karirnya di Flipboard memberikan Alvin pengalaman membawa perusahaan AS ke China. Kini Barra menuntut kebalikannya, yaitu membawa perusahaan China ke ranah global. Hal tersebut menjadi motivasi kedua Alvin selain belajar.

Baca juga: Xiaomi Indonesia Janjikan Servis Ponsel Selesai dalam 5 Hari atau Diganti Baru

"Itulah impact yang saya cari, tentang bagaimana memanfaatkan pengetahuan saya di Amerika Serikat untuk membantu perusahaan China go global," kata pria yang merupakan rekrutan pertama Hugo Barra, setelah pindah ke Xiaomi ini.

Sempat sakit-sakitan

Namun, transisi Alvin bekerja dari perusahaan Amerika Serikat ke perusahaan China tak berjalan mulus, karena ada hambatan terkait perbedaan budaya. Dia mencontohkan jam kerja yang jauh berbeda.

Selama di AS, Alvin terbiasa dengan jam kerja kantor 9 to 5. Di Negeri Paman Sam, tuturnya, orang-orang mulai kerja pukul 9 pagi, kemudian pulang pukul 5 sore, termasuk di lingkungan perusahan startup yang memberikan gaji besar dan bermacam fasilitas sekalipun.

Di China, ternyata jam kerjanya berbeda, karyawan bekerja dari pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam. Di masa-masa awal Xiaomi, jam kerjanya malah lebih ke arah pukul 9 pagi hingga 11 malam. Bahkan, CEO Xiaomi Lei Jun biasanya baru pulang pukul 1 dini hari.

Alvin sempat kaget dengan pola kerja ini.

"Saya sampai sering jatuh sakit pada tahun pertama, karena tubuh belum terbiasa dengan pola demikian," kata dia.

"Saya pikir, kenapa sih orang-orang kerja begitu keras? Kenapa gila sekali?"

Meski demikian, dia melihat ada hikmah di tengah lingkungan kerja yang menantang tersebut. Lei Jun, katanya, memimpin dengan memberikan contoh kepada karyawan.

Termasuk dalam hal bekerja keras dan menyempatkan diri untuk selalu posting setidaknya sekali dalam sehari di media sosial, walau sesibuk apa pun.

Sebab, komunikasi dengan konsumen dinilai sebagai hal yang sangat penting dan mutlak. "Kalau dia bisa begitu, kenapa kita yang karyawannya tidak bisa?" pikir Alvin.

Dia kemudian meniru gaya kepemimpinan Lei Jun hingga sekarang. "Leading by example itu memberikan motivasi untuk karyawan. Jadi saya ingin meneruskan semangatnya," ujar Alvin.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com