Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GothamChess dan Microsoft, Bukti "Galak"-nya Netizen Indonesia

Kompas.com - 05/03/2021, 20:13 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Kemarahan warganet bersumber dari laporan terbaru Microsoft tentang Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan pegguna internet di dunia maya. Dalam laporan tersebut, indeks kesopanan pengguna internet Indonesia dinilai rendah di tingkat global.

Banyak komentar berbahasa Indonesia berisi umpatan dan kata kasar, seolah-olah "membenarkan" survei yang dipublikasi Microsoft.


Dalam survei tersebut, Indonesia menempati urutan ke-29 dari 32 negara. Artinya, Indonesia masuk sebagai salah satu negara dengan tingkat kesopanan digital yang tergolong rendah di dunia. Bahkan, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan terbawah.

Baca juga: Tingkat Kesopanan Orang Indonesia di Internet Paling Buruk Se-Asia Tenggara

Terlepas dari hasil survei Microsoft, perilaku warganet Indonesia yang kerap menyampaikan komentar dengan cara kurang tepat sejatinya mudah ditemui di media sosial. Bahkan, hal ini dirasakan langsung oleh pengelola akun media sosial.

"Banyak yang kasar sebenarnya, karena kadang sudah berusaha bikin konten, tapi ngatainnya suka sembarangan," aku Chika, salah satu admin akun media sosial sebuah startup.

Chika menambahkan, terkadang ada pula komentar kritik yang disampaikan dengan sopan.
Hal yang sama juga dirasakan oleh salah satu admin akun media sosial salah satu media di Indonesia, yang enggan disebutkan namanya.

Dia mengatakan bahwa serbuan komentar negatif kerap membanjiri postingan berita kontroversial, seperti pertikaian selebriti atau tokoh publik lain.

"Respons netizen Indonesia cepat banget untuk berita yang berbau SARA dan kontroversi," katanya.

Menggambarkan keadaan sebenarnya

Persepsi bahwa warganet Indonesia tidak sopan ketika berkomunikasi di dunia maya juga diamini pengamat media sosial, Ismail Fahmi.

Baca juga: Orang Indonesia Dikenal Ramah, Mengapa Dinilai Tidak Sopan di Dunia Maya?

Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels tersebut mengatakan bahwa survei Microsoft menggambarkan kondisi komunikasi di media sosial Indonesia saat ini.

Menurutnya, banyak orang berani "asal bunyi" di media sosial, karena pengguna merasa lebih bebas dan tanpa rasa sungkan menyampaikan komentar pedas, karena tidak bertatap muka langsung.

Pengamat psikososial dan budaya, Endang Mariani juga berpendapat bahwa orang Indonesia lebih berani menyatakan pendapat, termasuk komentar negatif, lewat dunia maya karena bisa bersembunyi di balik identitas aslinya.

"Tanpa adanya beban tanggung jawab, baik moral maupun material, tentu akan mendorong seseorang untuk berani mengomunikasikan apa yang terlintas dalam hati maupun pikirannya secara spontan, tanpa harus mempertimbangkan konsekuensinya," jelas Endang kepada KompasTekno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com