Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Elon Musk, Roket, dan Ketakutan Masyarakat Papua

Kompas.com - 11/03/2021, 20:35 WIB

Sementara itu, perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia (Lapan) telah berkonsultasi secara ekstensif dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengenai rencana pembangunan landasan antariksa di Pulau Biak.

Menurut pemerintah, kehadiran "Pulau Antariksa" di Biak akan meningkatkan perekonomian, terutama ekonomi lokal warga sekitar.

Baca juga: Profil Elon Musk, Sarjana Ekonomi Pendiri Tesla dan SpaceX

"Pemprov Papua menilai pembangunan pelabuhan antariksa di Biak akan menjadikan Kabupaten Biak Numfor sebagai hub dan membawa dampak ekonomi yang positif bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat. DPR RI juga melihat pembangunan Pulau Biak sebagai 'Pulau Luar Angkasa' akan membawa multiplier effect bagi masyarakat sekitar," kata dia.

Lapan akan terus berkonsultasi secara intensif dengan masyarakat lokal seiring dengan pengembangan rencana pelabuhan antariksa.

Bulan Desember 2020 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa pemerintah sedang menjajaki potensi kerja sama dengan Elon Musk.

Pembahasan dilakukan langsung oleh Jokowi dan Luhut melalui sambungan telepon. Salah satu yang ditawarkan adalah landasan peluncuran roket SpaceX.

Baca juga: Internet Satelit Starlink Milik Elon Musk Sudah Bisa Dipesan

Sejak tahun 2020 lalu, SpaceX sedang menguji coba jaringan internet Starlink. Musk berencana meluncurkan 12.000 satelit pada tahun 2026 untuk menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi melalui Starlink.

Mengetahui kabar tersebut, presiden menawarkan Papua Barat dengan alasan terdapat tembaga dan nikel, dua logam terpenting untuk bahan roket serta baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik buatan Tesla.

Beberapa bulan lalu juga santer terdengar kabar bahwa pemerintah ingin merayu Tesla untuk berinvestasi di Indonesia. Presiden Jokowi mempromosikan deposit nikel sekaligus menjadikan RI sebagai produsen kendaraan listrik terbesar kedua di Asia Tenggara.

Menurut Kemenko Marves, pembicaraan pemerintah Indonesia dengan Tesla terkait rencana investasi disebut masih berlangsng. Namun, Tesla disebut lebih tertarik di bidang Energy Storage System (ESS), bukan mendirikan pabrik perakitan untuk kendaraan listrik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke