Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Covid-19, Ini Cerita Grab Indonesia Beradaptasi di Tengah Pandemi

Kompas.com - 23/03/2021, 10:14 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Tak hanya itu, Grab turut mengembangkan fitur teknologi Geofencing untuk memastikan mitra pengemudi tetap menjaga jarak ketika di lapangan.

"Melalui teknologi ini kami dapat memantau dan mengingatkan mitra pengemudi kami ketika mereka berkumpul di area yang sama," pungkas Neneng.

Teknologi lain yang dikembangkan Grab adalah verifikasi mask selfie. Neneng menjelaskan, dengan bantuan algoritma AI, Grab tetap dapat memverifikasi mitra pengemudi yang menggunakan masker sebelum mereka dapat mengambil pesanan apa pun.

Bantu mitra pertahankan mata pencaharian

Transportasi menjadi sektor yang paling terdampak dari bisnis Grab di Indonesia. Kendati demikian, Neneng mengungkapkan bahwa perusahaannya ingin terus membantu para mitra pengemudi mempertahankan mata pencaharian mereka.

Untuk itu, selama masa pandemi, Grab dilaporkan membantu 200.000 mitranya melakukan transisi ke layanan pengantaran.

Baca juga: Grab Rilis Fitur Assistant, Bisa untuk Belanja di Toko Kelontong

Grab juga meluncurkan program bantuan keuangan untuk membantu para mitra mengatasi pandemi. "Misalnya, kami bekerja sama dengan BRI dan Pegadaian untuk menawarkan pinjaman tanpa bunga kepada mitra pengemudi," kata Neneng.

Ia melanjutkan, dengan bantuan ini para mitra pengemudi bisa memiliki modal untuk menambah penghasilan dengan menjual produk digital melalui GrabKios. GrabKios sendiri merupakan aplikasi Grab yang hadir guna memberdayakan warung tradisional di Indonesia.

Dukung UMKM pindah ke online

Menurut Neneng, sebelum pandemi merebak, UMKM di Indonesia sebagian besar masih mengandalkan toko fisik alias offline.

Ketika pandemi Covid-19 hadir dan membatasi ruang gerak masyarakat Indonesia, pelaku bisnis ini mau tidak mau perlu melakukan transformasi menjadi toko online agar dapat bertahan.

Neneng mengungkapkan, Grab hadir untuk membantu para pelaku bisnis offline untuk bertransformasi ke toko online. Salah satunya dengan memperluas layanan GrabMart.

Ia melanjutkan, lewat layanan ini, ada lebih banyak mitra merchant dapat berjualan secara online, termasuk penjual pasar basah, toko bunga, dan apotek.

"Sepanjang 2020, kami telah membawa lebih dari setengah juta merchant ke platform kami, banyak di antaranya adalah UMKM yang baru pertama kali berjualan secara online," kata Neneng.

Baca juga: Google Kucurkan Dana Rp 155 Miliar untuk Bantu UMKM Hadapi Pandemi

Untuk memudahkan para bisnis yang ingin bertransformasi menjadi toko online, Grab juga menyediakan fitur pendaftaran mandiri. "Fitur ini memudahkan para pelaku UMKM untuk go online bersama Grab dalam jangka waktu 24 jam," kata Neneng.

Di samping itu, Grab juga meluncurkan layanan Grab Assistant di ratusan kota dan kabupaten di Indonesia. "GrabAssistant memberikan pelanggan kami akses ke lebih dari 7.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia," lanjut Neneng.

Grab juga turut meluncurkan Grab Merchant, aplikasi yang menawarkan berbagai fitur bagi para mitra merchant untuk menjalankan bisnis mereka secara lebih efektif dan efisien.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com