Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YouTube Hapus 83 Juta Video dan 7 Miliar Komentar sejak 2018

Kompas.com - 08/04/2021, 07:32 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak 2018 lalu, YouTube merilis laporan Penegakan Pedoman Komunitas. Laporan tersebut berisi jumlah konten yang teridentifikasi melanggar ketentuan atau pedoman komunitas, yang kemudian dihapus oleh YouTube.

Hingga 2021, YouTube mengklaim telah menghapus 83 juta video dan 7 miliar komentar karena dinilai melanggar Pedoman Komunitas YouTube.

YouTube pun telah berinvestasi untuk machine learning yang sudah dipasang sejak tahun 2017 lalu, untuk memaksimalkan kinerja dalam menyaring konten dan komentar.

Hingga saat ini, machine learning itu mampu mengidentifikasi 94 persen dari seluruh konten yang dinilai melanggar pedoman komunitas YouTube dengan pelaporan otomatis.

Dari 94 persen tersebut, 75 persen di antaranya telah dihapus sebelum 10 kali ditonton.

Baca juga: YouTube Akan Sembunyikan Jumlah Dislike?

Berkat machine learning tersebut pula, YouTube bisa mengukur metrik data rasio tontonan melanggar atau violative view rate (VVR). Singkatnya, VVR adalah persentase dari total penayangan konten YouTube yang dinilai melanggar pedoman komunitas.

Data ini mulai dilacak sejak 2017 lalu. Saat ini persentase VVR mencapai 0,16-0,18 persen. Artinya, dari setiap 10.000 penayangan di YouTube, 16-18 penayangan di antaranya berasal dari konten yang melanggar.

Persentase VVR diklaim turun lebih dari 70 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2017 lalu, di mana angka persentasenya berada di atas 0,6 persen.

Grafik matrik VVR YouTube sejak tahun 2017-2020.YouTube Grafik matrik VVR YouTube sejak tahun 2017-2020.
Setelah ini, YouTube akan memperbarui laporan VVR setiap tiga bulan yang dihimpun dalam Laporan Penegakan Pedoman Komunitas.

Direktur YouTube Trust & Safety Jennifer Flannery O'Connor, mengatakan VVR dihitung dengan mengambil sampel video di YouTube dan mengirimkannya ke peninjau konten yang memberi tahu mana video yang melangar kebijakan dan mana yang tidak.

"Dengan mengambil sampel, kami mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif tentang konten melanggar yang mungkin tidak terdeteksi oleh sistem," jelas O'Connor dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Kamis (7/4/2021).

Matrik VVR juga akan fluktuatif seiring dengan kebijakan pedoman komunitas yang diperbarui YouTube.

Jadi, seandainya YouTube memperbarui kebijakannya di kemudian hari, sistem ini akan menangkap konten mana yang masuk klasifikasi sebagai pelanggaran.

Baca juga: YouTube Bisa Kenali Pelanggaran Hak Cipta Sebelum Video Diunggah

YouTube mengatakan, akan terus menindak konten yang melanggar pedoman komunitasnya dengan terus meninjau dan memperbarui kebijakan, serta bekerja sama dengan para ahli dan tetap transparan terkait upaya penegakan yang dilakukan.

"Kami berkomitmen terhadap perubahan ini karena baik untuk viewers, dan baik juga untuk bisnis kami — konten yang melanggar tidak memiliki tempat di YouTube," imbuh O'Connor.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com