KOMPAS.com - Data pengguna aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) yang dikembangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga bocor. Berdasarkan laporan dari VPNMentor, setidaknya ada 1,3 juta pengguna aplikasi e-HAC yang terdampak kebocoran data ini.
Aplikasi e-HAC merupakan Kartu Kewaspadaan Kesehatan versi modern dan menjadi salah satu persyaratan wajib bagi masyarakat ketika bepergian di dalam maupun luar negeri.
Baca juga: Data 1,3 Juta Pengguna Aplikasi E-HAC Kemenkes Diduga Bocor
Menanggapi temuan ini, saat dihubungi melalui pesan singkat, pada Selasa (31/8/2021), Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiawan menerangkan kronologi mengenai kasus kebocoran data yang menimpa pengguna aplikasi e-HAC. Selengkapnya sebagai berikut.
Dalam sebuah laporan di situsnya, VPNMentor membenarkan bahwa pihaknya mengontak CERT.ID pada tanggal 22 Juli 2021 untuk menyampaikan soal temuan kebocoran data di aplikasi e-HAC.
Sebelum itu, disebutkan bahwa VPNMentor pertama kali menemukan database bocoran data pada 15 Juli, lalu menghubungi Kemenkes Indonesia pada 21 Juli 2021. VPNMentor kembali mengontak Kemenkes lima hari setelahnya, pada 26 Juli 2021.
Baca juga: Ini Rincian Data Pengguna E-HAC Kemenkes yang Diduga Bocor
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.