KOMPAS.com - Dua operator seluler, Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia resmi mengumumkan merger yang melahirkan entitas bisnis baru bernama Indosat Ooredoo Hutchison.
Merger tersebut membuat Indosat Ooredoo semakin percaya diri untuk menggelar jaringan 5G di Indonesia.
"Komitmen Ooredoo Group dan CK Hutchison terhadap revolusi 5G ini akan berlanjut setelah merger," jelas Vikram Sinha, Director & COO Indosat Ooredoo yang juga dinominasikan sebagai CEO Indosat Ooredoo Hutchison.
Baca juga: Merger Indosat-Tri: Paket dan Layanan Tidak Berubah
Vikram menambahkan, merger ini akan menciptakan perusahaan yang lebih besar dan lebih kuat secara finansial dengan sumber daya untuk meningkatkan jaringan 4G di Indonesia dan mempercepat peluncuran 5G.
Seperti diketahui, Indosat Ooredoo resmi menggelar jaringan 5G secara komersial bulan Juni lalu. Perusahaan telekomunikasi bernuansa merah-kuning itu menjadi operator seluler kedua yang resmi menggelar jaringan 5G secara komersial di Tanah Air.
President Director & CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama mengatakan, jaringan 5G Indosat Ooredoo akan mulai digelar di Jakarta, Solo, Surabaya, dan Makassar. Wilayah lain dijanjikan akan menyusul dalam waktu dekat.
Berbeda dengan Telkomsel yang menggunakan pita frekuensi 2.300 MHz, Indosat menggunakan pita frekuensi 1.800 MHz (1,8 GHz) untuk menggelar 5G. Di frekuensi tersebut, Indosat memiliki total lebar pita 2x22,5 MHz, di mana 20 MHz-nya dimanfaatkan untuk 5G.
Setelah merger, entitas gabungan Indosat Ooredoo Hutchison memiliki spektrum 1.800 MHz yang berlimpah.
Tri Indonesia sendiri memiliki lebar pita 20 MHz di spektrum 1.800 MHz. Sehingga, total spektrum gabungan yang dimiliki sebesar 145 MHz.
Baca juga: Bagaimana Frekuensi Indosat dan Tri Setelah Merger?
"Gabungan pita 1.800 dari Tri dan Indosat menjadi sangat dominan dibanding operator lain, hampir dua kali lipat punya Telkomsel dan XL Axiata," jelas Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, Muhammad Ridwan Effendi.
Namun, Ridwan memperkirakan entitas gabungan akan mengembalikan sebagian blok di frekuensi 1.800 MHz.
Pengembalian pita frekuensi biasanya dilakuan oleh perusahaan yang melakukan konsolidasi, seperti yang pernah dilakukan XL dan Axis beberapa tahun lalu. Saat itu, XL menyerahkan dua kanal di frekuensi 2.100 MHz (10 MHz).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.