Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Gojek Sumbang Rp 249 Triliun untuk Ekonomi Indonesia 2020

Kompas.com - 21/10/2021, 17:02 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gojek dilaporkan telah memberikan kontribusi sebesar Rp 249 triliun dalam rangka membantu perekonomian Indonesia pada tahun 2020. Demikian hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).

Jumlah tersebut setara dengan 1,6 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2020. Mengutip situs Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia pada 2020 adalah Rp 15.434 triliun.

Angka Rp 249 triliun yang disumbangkan oleh Gojek pada 2020 itu sendiri mengalami peningkatan 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Jelang IPO, GoTo Dapat Kucuran Dana Rp 5,7 Triliun dari Abu Dhabi

Kontribusi itu disalurkan Gojek melalui ekosistemnya dan GoTo Finansial (di luar Tokopedia), begitu menurut Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C.K Walandouw, saat memaparkan kajian dampak platform digital Gojek terhadap pemulihan ekonomi nasional.

Paksi menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari keseluruhan Gojek menyumbang angka Rp 96 triliun, sementara GoTo financial sebesar Rp 23 triliun.

"Ini dasarnya adalah dampak dari keseluruhan ekosistem Gojek sendiri, yaitu Rp 96 triliun, lalu Go To Financial juga diambil (ditambahkan). Jadi kontribusi keseluruhan mencapai Rp 119 triliun," ungkap Paksi.

Selanjutnya, angka tersebut dihitung dengan multiplier atau angka pengganda yang diambil dari faktor eksternal, seperti produsen usaha yang menjual bahan baku ke mitra terkait serta jasa angkutan darat.

Masing-masing multiplier memiliki angka asumsi sebesar 1,77 untuk jasa angkutan darat, sementara multiplier makanan dan minuman adalah sebesar 2,44.

Baca juga: Jokowi: Ekonomi Digital Sumbang 4 Persen PDB Indonesia

Dari total perhitungan antara kontribusi Gojek dan GoTo Financial, yakni sebesar Rp 119 triliun dan multipler yang dimaksud, maka didapatlah angka kontribusi Gojek untuk perekonomian nasional yang sebesar Rp 249 triliun.

"Angka pengganda artinya ketika suatu usaha restoran maju, maka Ia akan membeli banyak sumber daya seperti sayur, gula, dan lain-lain, sehingga tidak hanya usahanya bergerak tapi juga menggerakkan usaha-usaha lain," lanjut Paksi.

Kepala Lembaga Demografi FEB UI, Turro S. Wongkaren menilai bahwa kontribusi dana yang dilakukan Gojek hampir setara dengan sepertiga alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikucurkan Pemerintah di angka Rp 744,77 triliun.

"Hanya satu ekosistem perusahan mampu memberikan sepertiga dari keseluruhan APBN yang dikucurkan untuk itu. Ini semua kalau kita adding up bisa sangat membantu pemulihan perekonomian Indonesia," jelas Turro.

Meningkat selama pandemi

Sementara menurut Peneliti LD FEB UI, Alfindra Primaldhi, keberadaan ekosistem Gojek dinilai dapat membantu meningkatkan pendapatan mitra driver dan UMKM selama pandemi.

Baca juga: Pesan dan Harapan Para Driver Gojek Setelah Merger dengan Tokopedia

Sebab, kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia dilaporkan meningkat tajam selama pandemi, terutama dalam pemakaian ekosistem layanan Gojek.

"Dalam penelitian ini kami juga melihat mayoritas konsumen (lebih dari 80 persen) konsisten menggunakan aplikasi Gojek, dan membelanjakan lebih dari seperempat pendapatan bulanannya di dalam ekosistem ini," kata Alfindra.

Sebagai informasi, riset yang dilakukan LD FEB UI telah melibatkan responden yang terdiri dari konsumen, UMKM, serta mitra driver yang telah menggunakan layanan Gojek sebelum pandemi Maret 2020, yang tercatat dalam basis data Gojek.

Riset dilakukan di 21 kota yang mencakup Manado, Samarinda, Balikpapan, Pekanbaru, Makassar, Palembang, Lampung, Medan, Denpasar, Solo, Tangerang Selatan, Depok, Semarang, Malang, Bogor, Yogyakarta, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com