Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Bakti Cari Investor untuk Satelit HTS Satria Berikutnya

Kompas.com - 02/03/2022, 13:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Satria diharapkan akan beroperasi selama 15 tahun, dan setiap tahun pemerintah akan mencicil sebesar Rp 1,5 triliun kepada konsorsium. Dana sebesar itu didapat dari dana USO (universal service obligation) yang merupakan setoran 1,25 persen keuntungan bruto tiap operator telekomunikasi, ditambah dari APBN.

Satelit Satria 2a, 2b dan Satria 3 rencananya akan diluncurkan pada 2024 namun hingga saat ini belum mendapat investor. Bakti tidak bisa mengandalkan pemerintah yang sedang fokus menangani Covid-19, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan dukungan dana atau menggunakan satelit yang lebih murah.

Bakti sedang mempelajari kemungkinan bekerja sama dengan Starlnk, satelit orbit rendah (LEO – low orbit satellite) yang beroperasi di ketinggian 2.000 kilometer di atas bumi milik Elon Musk. Mereka akan beroperasi di Nusantara bekerja sama dengan PT Telkom. Kendalanya, tarif Starlink cukup mahal, Rp 1,4 juta per bulan selain harus membeli perangkat penerima satelit, sekali sebesar Rp 7,26 juta.

Beda dengan Satria 1 yang merupakan satelit GEO (geostationer earth orbit) yang tetap berada di tempatnya di ketinggian 36.500 km, misalnya di 130° bujur timur, satelit LEO bergerak terus mengelilingi bumi setiap 128 menit.

Karenanya untuk melayani satu titik, di bumi diperlukan sekitar 12 satelit Starlink yang bergerak terus mengitari bumi.

Ketinggian operasional yang sekitar 2.000 kilometer memberi Satrlink nilai lebih karena membuat komunikasi nyaris tidak ada delay. Beda dengan layanan satelit konvensional yang orbitnya 36.500 km.

Sementara belum lama ini Menkominfo didatangi Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, yang menawarkan kerja sama pembangunan satelit Satria 2 oleh Airbus, lewat UK Export Finance. ***

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com