KOMPAS.com - Pesawat Boeing 737-800 maskapai Malaysia Airlines mengalami insiden "terjun bebas" di tengah penerbangan, menukik 7.000 kaki pada 3 April 2022 lalu.
Pesawat B737-800 Malaysia Airlines registrasi 9M-MLS rute Kuala Lumpur-Tawau dengan nomor penerbangan MH2664, sebelumnya mengalami gangguan teknis 30 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Pesawat yang dilaporkan tengah menghadapi cuaca buruk ini disebut berada di ketinggian sekitar 31.000 kaki, dan tiba-tiba langsung menukik ke ketinggian 24.000 kaki dalam waktu singkat.
Baca juga: Malaysia Airlines MH370 Hilang, Begini Ceritanya 8 Tahun Lalu
Sejumlah penumpang pun menceritakan pengalaman penerbangan yang mengejutkan mereka. Salah satunya adalah Halimah yang mengaku bahwa ia dan beberapa penumpang lainnya “melayang” di udara ketika pesawat menukik untuk pertama kalinya.
Halimah, yang pada saat itu tidak mengenakan sabuk pengaman lantaran lampu sabuk pengaman mati, juga menyebut bahwa banyak penumpang yang ketakutan, menangis, dan pasrah akan hidupnya.
Otoritas penerbangan sipil Malaysia (CAAM) pun merilis laporan terbarunya terkait insiden MH2664 pada 3 April 2022.
Menurut CAAM, pesawa B737-800 Malaysia Airlines 9M-MLS itu menukik tanpa disengaja akibat “kesalahan teknis”.
Malaysia Airlines Boeing 737-800 (9M-MLS, built 2013) on flight #MH2664 from Kuala Lumpur to Tawau safely returned to land following a sudden loss of altitude about 30 minutes into flight.https://t.co/6VQaUjm8UQ pic.twitter.com/hUXZUJWngJ
— JACDEC (@JacdecNew) April 6, 2022
CEO CAAM, Chester Voo mengatakan kesimpulan kesalahan teknis tersebut mengacu pada flight data recorder (FDR) pesawat, disebabkan oleh sistem pitot statis pesawat yang tidak bekerja sesuai dengan fungsinya.
Sistem pitot statis menyerupai antena dengan lubang kecil di hidung pesawat yang menghadap ke depan, bertugas untuk mengumpulkan data penerbangan seperti tekanan udara, ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, dan lain sebagainya.
“Kerusakan pada sistem pitot statis ini kemudian membuat sistem yang ada di dalam kokpit bingung terkait kecepatan pesawat sebenarnya, sehingga sistem pesawat secara otomatis menonaktifkan fitur autopilot, dan pesawat akhirnya terbang tidak sesuai jalurnya,” jelas Voo, dikutip KompasTekno dari The New Strait Times, Rabu (13/4/2022). ‘
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.