Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jack Dorsey Resmi Mundur dari Dewan Direksi Twitter

Kompas.com - 28/05/2022, 14:00 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah 16 tahun terlibat di perusahaan, mantan CEO sekaligus pendiri Twitter Jack Dorsey resmi hengkang dari kursi dewan direksi Twitter.

Pengunduran diri yang dilakukan Dorsey berlaku efektif sejak Rabu (25/5/2022) lalu, bertepatan dengan diadakannya pertemuan bersama jajaran pemegang saham perusahaan.

Keputusan ini sejatinya sudah direncanakan Dorsey sejak ia melepas jabatannya sebagai CEO Twitter pada November 2021 lalu.

Dorsey mengaku bahwa saat itu ia berencana untuk akan terus menjadi bagian dari dewan Twitter, hingga sesi rapat pemegang saham dilangsungkan.

Baca juga: Elon Musk Debat dengan Jack Dorsey soal Algoritma Twitter

Setelah meninggalkan Twitter, pria berusia 45 tahun itu mengaku ingin memusatkan fokusnya dalam mengembangkan Block, sebuah platform keuangan yang sebelumnya juga dikenal dengan nama Square.

Dorsey bahkan menolak untuk kembali menjabat sebagai CEO Twitter, terutama setelah terjadinya upaya "pemindahan kuasa" yang dilakukan oleh pendiri Tesla, Elon Musk.

Kekosongan jabatan CEO di Twitter, menurut Dorsey, bukanlah masalah besar dan tidak ada kewajiban khusus untuk segera mengisi posisi tersebut.

"Setelah hampir 16 tahun memegang peran di perusahaan kami, saya memutuskan bahwa sekarang adalah saatnya bagi saya untuk pergi. Saya telah memutuskan untuk meninggalkan Twitter karena saya percaya perusahaan siap untuk bergerak maju dari para pendirinya," ungkap Dorsey.

Bersamaan dengan keluarnya Dorsey, dewan direksi Twitter turut mendepak Egon Durban dari posisinya sebagai salah satu anggota dewan.

Dihimpun KompasTekno dari Tech Crunch, Sabtu (28/5/2022), Durban merupakan seorang CEO dari perusahaan ekuitas swasta Silver Lake sekaligus kerabat dari Elon Musk.

Baca juga: 70 Persen Follower Elon Musk di Twitter Adalah Akun Spam

Pergeseran pemimpin

Selepas kepergian Dorsey, Twitter diprediksi akan mengalami pergeseran kepemimpinan yang cukup signifikan.

Sebelumnya, Elon Musk resmi mengeluarkan mahar sebesar 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 634 triliun untuk membeli Twitter.

Tidak sedikit karyawan yang secara terang-terangan mengajukan protes terhadap kehadiran Elon Musk sebagai calon pemimpin di Twitter.

Pendiri Microsoft, Bill Gates bahkan mengatakan bahwa Twitter bisa menjadi lebih buruk setelah jatuh di tangan Elon Musk.

"Dia sebenarnya bisa memperburuknya (Twitter)," kata Gates.

Meski demikian, hingga saat ini akuisisi Twitter oleh Elon Musk masih belum rampung. Proses tersebut ditunda lantaran adanya dugaan bahwa Twitter dibanjiri oleh banyak akun spam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com