Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Alasan Smartfren Tidak Mau Ikut Lelang 2,1 GHz

Kompas.com - 30/09/2022, 13:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Proses lelang frekuensi bekas Indosat Ooredoo yang dikembalikan ke negara akibat merger dengan Hutchison Tri Indonesia (3), masih perlu waktu untuk dilaksanakan. Namun Smartfren sudah menyatakan tidak akan ikut, sehingga kemungkinan hanya Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Telkomsel dan XL Axiata saja yang akan memperebutkan frekuensi selebar 2X5 MHz di spektrum FDD 2,1 GHz itu.

IOH belum menyatakan pendapat akan ikut lelang atau tidak meski aturan membolehkannya, tetapi XL Axiata dan Telkomsel sudah dikabarkan media akan ikut lelang. Smartfren tidak ikut, karena mereka lebih fokus mengoperasikan spektrum TDD selebar 51 MHz yang mereka miliki yang terdiri dari 11 MHz di 850 MHz dan 40 MHz di 2300 MHz.

Menurut Presdir Smarftren, Merza Fahys Selasa (27/9/2022) lalu, memenangkan lelang spektrum selebar 10 MHz membuat Smartfren harus mengeluarkan biaya besar untuk mengadopsi teknologi FDD yang mereka tidak punya. Padahal lebar frekuensinya tidak signifikan untuk diperjuangkan, dan “Kami akan fokus pada lelang-lelang berikut, 3300 MHz, dan spektrum tinggi 26000 MHz (26 GHz), 35 GHz, sampai 40 GHz dan lebih lagi,” kata Merza.

Kecuali 3300 MHz yang termasuk mediumband, spektrum-spektrum tadi disebut sebagai milimeterband, spektrum tinggi yang sangat cocok untuk gelaran 5G. Menurut informasi, milimeterband itu masing-masing menyediakan pita selebar 1000 HMz.

Untuk diketahui, teknologi FDD (frequency division duplexing) adalah penggunaan frekuensi yang berbeda antara download (unduh) dan upload (unggah), sehingga umumnya frekuensi pada operasionalnya berpasangan. Seperti spektrum 2,1 Ghz yang akan dilelang berada pada rentang 1975 MHz – 1980 MHz yang berpasangan dengan 2165 MHz – 2170 MHz.

Sementara TDD, time division duplexing, menggunakan frekuensi yang sama, baik unduh maupun unggah secara bergantian. Teknologi TDD dengan radius jangkauan yang sempit, jauh lebih unggul dibanding teknologi FDD pada satu luasan kawasan yang sama.

Dengan cara penggunaan kembali (re use) frekuensi, FDD baru bisa melakukannya di luar radius BTS-nya yang sekitar 1,5 km sampai 2 kilometer. Sementara TDD bisa melakukannya selewat radius 200 meter dari cakupan BTS-nya.

Misalnya BTS (base transceiver station) FDD di satu cakupannya yang 1,5 km itu hanya bisa melayani 2.000 pelanggan, BTS TDD bisa dimanfaatkan sedikitnya 7.000 pelanggan dengan kecepatan tinggi. itu sebabnya kenapa kecepatan internet Smartfren di 200 kota operasinya dan Telkomsel di kawasan-kawasan sibuk cakupannya, jauh lebih tinggi dibanding operator lain.

Frekuensi 700 MHz

Dari seluruh operator, Telkomsel dengan pelanggan lebih dari 169 juta menjadi pemilik frekuensi terlebar, FDD maupun TDD, selebar 147,5 MHz. Frekuensi itu ada 7,5 MHz TDD di spektrum 850MHz dan 50 MHz di 2300 MHz, lalu di FDD ada 15 MHz di 900 MHz, selebar 45 MHz di 1800 MHz, selebar 30 MHz di 2,1 GHz.

IOH, setelah merger mencatatkan jumlah pelanggan 94 juta, memiliki frekuensi selebar 132,5 MHz. Spektrum itu selebar 2,5 MHz ada di rentang TDD 850 MHz, di FDD mereka punya selebar 20 MHz di rentang 900 MHz, 60 MHz di 1800 MHz dan 50 MHz di rentang 2,1 MHz.

XL Axiata yang punya pelanggan 57 juta lebih, memiliki frekuensi selebar 90 MHz. Semua di FDD berupa 15 MHz di rentang 900 MHz, 45 MHz di 1800 MHz dan 30 MHz di rentang 2,1 GHz. XL juga sempat diambil oleh negara selebar 10 MHz di rentang 2,1 GHz ketika mengakuisisi Axis beberapa tahun lalu.

Selain lelang frekuensi bekas Indosat Ooredoo itu, pemerintah tahun depan juga melelang frekuensi FDD di 700 MHz selebar 2X45 MHz atau 90 MHz dari lebar pita 700 MHz yang 115 MHz. Pita selebar 25 MHZ sisanya akan digunakan pemerintah untuk keperluan lain.

Spektrum 700 MHz sebelumnya digunakan oleh televisi siaran analog yang dengan proyek ASO (analog switch off), harus dimatikan dan pindah ke teknologi televisi digital yang hemat frekuensi. Proyek ini juga menyebabkan pesawat televisi yang berumur relatif tua yang berteknologi analog tidak akan dapat menangkap siaran, kecuali dengan menggunakan set top box yang sudah mulai dijual di pasar dan online.

Dibanding frekuensi jangkauan 1800 MHz, 2100 MHz ke atas, jangkauan layanan spektrum 700 MHz jauh lebih luas. Bisa sampai radius 5 kilometer, bahkan 10 km. Dalam teknologi 5G, spektrum 700 MHz cocok digunakan untuk layanan IoT (internet of things) bagi perkebunan, pertanian dan sejenisnya, tapi tidak untuk transportasi dan pabrik industri. *

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com