Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanda Larang Siswa Pakai HP dan Tablet di Sekolah

Kompas.com - 08/07/2023, 08:05 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Gizmochina

KOMPAS.com - Pemerintah Belanda menetapkan kebijakan baru terkait penggunaan gadget di sekolah oleh kalangan siswa.

Belanda melarang penggunaan smartphone, tablet, dan arloji pintar (smartwatch) di ruang kelas. Aturan ini mulai efektif per Januari 2024 mendatang.

Aturan ini sudah disepakati oleh lembaga terkait, seperti Kementerian Pendidikan Belanda, sekolah, serta organisasi lain.

Alasan yang mendasari kebijakan itu, adalah agar siswa bisa lebih fokus pada proses belajar dan proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Pasalnya, smartphone dan gawai lainnya dinilai mengganggu aktivitas belajar siswa.

Baca juga: Pemerintah Singapura Akan Ajarkan Siswa dan Guru Menggunakan ChatGPT

"Ponsel adalah gangguan, seperti ditunjukkan oleh penelitian ilmiah. Kita perlu melindungi siswa dari (gangguan) ini," kata Robbert Dijkgraaf, Menteri Pendidikan Belanda, dikutip KompasTekno dari Gizmochina, Sabtu (8/7/2023).

Secara khusus larangan itu hanya ditujukan untuk smartphone atau gadget yang memang tidak dibutuhkan dalam pelajaran.

Adapun untuk kepentingan pelajaran keterampilan digital, atau bagi siswa dengan kondisi medis maupun memiliki keterbatasan tertentu, masih diperbolehkan pemerintah.

Bila aturan itu tak membuahkan hasil yang signifikan pada musim panas 2024 (Juli-September), maka para pihak terkait bakal meninjaunya kembali.

Tak hanya di Belanda, Australia juga menerbitkan kebijakan baru soal penggunaan smartphone. Alasannya terkait dengan keamanan di internet.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese meminta warganya mematikan handphone (HP) setidaknya satu kali setiap hari, selama lima menit.

Albanese berkata bahwa negaranya perlu proaktif dalam mencegah risiko dunia maya. "Kita perlu memobilisasi sektor swasta, kita juga perlu memobilisasi konsumen," kata Albanese dalam pengumuman koordinator keamanan dunia maya nasional Australia.

"Kita semua memiliki tanggung jawab. Hal-hal sederhana, (seperti) matikan HP Anda setiap malam selama 5 menit. Bagi orang-orang yang menyaksikan tayangan ini, lakukan itu setiap 24 jam, lakukan saat Anda sikat gigi atau saat apa saja," lanjut Albanese.

Baca juga: Sekolah di AS Gugat TikTok, Instagram, dkk karena Ganggu Kesehatan Mental Siswa

Praktik mematikan HP sementara waktu kemudian menghidupkannya lagi (reboot) diyakini para ahli bisa membantu menjaga keamanan siber, misalnya ancaman pencurian data dari ponsel.

Priyadarsi Nanda, dosen senior di Universitas Teknologi Sydney berkata bahwa me-reboot ponsel secara rutin bisa meminimalisasi risiko ancaman siber.

Sebab, praktik itu akan menutup semua aplikasi dan proses yang berjalan di background ponsel, termasuk proses pemantauan atau pengumpulan data secara ilegal.

Praktik reboot diakui Nanda tidak akan melindungi pengguna dari ancaman keamanan siber sepenuhnya. Namun setidaknya, hal itu bisa membantu pengguna mempersulit peretas dalam menjalankan aksinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com