Sejauh ini, acuan informasi yang digunakan konsumen adalah artikel yang ditulis media berita dan layanan video ulasan di YouTube. Sebayak 84 persen konsumen mengaku setuju bahwa konten video di YouTube mampu mendorong mereka mempertimbangkan membeli ponsel lipat.
Survei Google menemukan tiga faktor yang mendorong pertumbuhan ponsel lipat di Indonesia. Ketiga faktor tersebut mencakup inovasi (innovation), gaya hidup dan kenyamanan (lifestyle and convenience), dan produktivitas (producitivity).
“Konsumen sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan, apalagi rata-rata orang Indonesia bermain smartphone lebih dari 5,7 jam setiap hari,” tambah Stephanie.
Faktor inovasi merujuk pada desain yang dimiliki oleh ponsel lipat. Kebaruan tersebut mendorong konsumen Indonesia ingin menggunakan foldable phones. Sebab, inovasi yang dihadirkan sejalan dengan gaya hidup dan kenyamanan yang ditawarkan.
Stephanie mengilustrasikan bahwa ponsel lipat punya bodi yang lebih ringkas karena dapat dilipat, cocok dengan gaya generasi muda yang tidak ingin repot. Sejak kemunculan ponsel lipat, anak-anak muda di Indonesia kerap menjadikan ponsel lipat tersebut layaknya tas selempang.
"Ponsel lipat menjadi tipe ponsel yang juga masuk kategori lifestyle karena bisa dilipat, ringkas, mudah buat konten, appealing (tampilan) perangkat yang juga menarik. Banyak generasi muda yang memakai ponsel lipat seperti tas selempang," jelas Stephanie.
Aspek ringkas yang dimiliki ponsel lipat, baik yang model lipat vertikal layaknya buku, maupun horizontal (clamshell), dinilai mampu meningkatkan produktivitas pengguna.
Baca juga: 5 Fitur Unik Samsung Galaxy Z Flip 5, iPhone Mana Bisa
Pengguna bisa lebih fleksibel untuk melakukan multitasking dengan layar yang lebih lebar, dipermudah saat membuat konten, punya fungsi yang mirip tablet atau PC, dan sebagainya.
Menanggapi ketiga faktor di atas, Head of Team, PT. Samsung Electronics Indonesia, Lo Khing Seng juga mengatakan bahwa Samsung sudah berfokus pada tiga faktor di atas saat memperkenalkan ponsel lipat bikinannya, Galaxy Z Flip dan Galaxy Z Fold.
“Beberapa hal yang kami lakukan adalah menghadirkan fitur penunjang produktivitas, layar yang besar, ponsel dengan PC light, taskbar multi-tasking, S-Pen (pen digital/stylus) untuk mengekspresikan ide,” jelas Lo Khing Seng di kesempatan yang sama.
“Inovasi itu harus relevan dengan kebutuhan masyarkat Indonesia, tidak hanya aspek hardware, tetapi (didukung dengan) software yang mumpuni juga,” tambahnya.
Metodologi penelitian yang dilakukan menggunakan data dari Google Trends dari data pencarian Google Search dan YouTube Search. Perusahaan juga menggabungkan data tren tersebut dengan data pihak ketiga dari Data Reportal, Statista, dan Kantar Research.
Setelah mengumpulkan data pencarian, Google melakukan survei yang berlangsung secara daring (online). Periode penelitian dilakukan mulai Agustus—Oktober 2023, melibatkan sekitar 1.500 responden berusia 18–55 tahun.
Responden terbagi atas laki-laki dan perempuan sama rata yang berlokasi di Pulau Jawa (60 persen) dan luar Pulau Jawa (40 persen).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.