Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M. Eng, CISA, ATD
Dosen STEI ITB & Founder Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Indonesia

Dimitri Mahayana adalah pakar teknologi informasi komunikasi/TIK dari Bandung. Lulusan Waseda University, Jepang dan ITB. Mengabdi sebagai Dosen di STEI ITB sejak puluhan tahun silam. Juga, meneliti dan berbagi visi dunia TIK kepada ribuan profesional TIK dari ratusan BUMN dan Swasta sejak hampir 20 tahun lalu.

Bisa dihubungi di dmahayana@stei.itb.ac.id atau info@sharingvision.com

kolom

Bagaimana Perkembangan Mutakhir Aplikasi ICT? (Bagian I)

Kompas.com - 07/11/2023, 09:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Adapun sejumlah keunggulannya adalah tidak membutuhkan banyak resource dalam pengembangan, tidak memakan banyak space saat diakses, cukup dengan satu codebase untuk dapat diakses di berbagai browser dan perangkat (tidak terpengaruh OS yang digunakan), dan developer tidak perlu merilis banyak versi untuk berbagai platform.

Kemudian, PWA dapat beroperasi dengan bandwidth rendah bahkan saat offline (informasi disimpan sebagai cache dan user dapat mengaksesnya menggunakan opsi smart cache), menyediakan user experience yang berbeda dengan menggabungkan tampilan mobile app dilengkapi best performance dari website, serta lebih aman dibandingkan website biasa karena beroperasi dengan HTTPS yang menjamin keamanan pada server & client exchange.

Saat ini PWA sudah diadopsi oleh sebagian besar perusahaan. Beberapa best practise dari PWA sudah bisa dilihat pada Twitter (kini X), AliExpress, hingga perusahaan Tanah Air, BliBli. Twitter membangun Twitter Lite, yang berbasis PWA, pada 2017.

Hal ini menghasilkan bounce rate turun 20 persen, pages per session naik 65 persen, tweets sent naik 75 persen, data consumption turun 70 persen, serta average load time to log-in turun 70 persen.

Sementara itu, capaian Outcome setelah Blibli menggunakan PWA adalah bounce rate turun hingga 42 persen, page load times turun 3x, serta conversion rates/persentase pengunjung yang melakukan tindakan yang diinginkan (seperti membeli produk, mengisi formulir, atau mengklik tombol) dibandingkan mobile web browser naik 8x.

Persentase revenue per user juga naik jika dibandingkan dengan mobile website sebelumnya, yaitu naik hingga 10x.

Ali Express pun mendulang hal sama. Time spent per session naik 74 persen, conversion untuk pengguna baru naik 104 persen, sementara paged visited per session per user juga naik hingga 2x.

Tren apps yang tentu saja tak boleh diabaikan adalah ChatGPT, chatbot model bahasa besar yang dikembangkan OpenAI berdasarkan GPT-3.5 yang sangat populer.

ChatGPT memiliki kemampuan untuk berinteraksi dalam bentuk dialog percakapan dan memberikan respons yang dapat tampak sangat manusiawi, sehingga banyak rekor di dunia ICT secara global.

Saat ini sudah terdapat banyak aplikasi kompetitor ChatGPT, seperti Bard dari Google, Bing AI, Chatsonic, Jasper AI, GitHub CoPilot dan masih banyak lainnya.

Sementara itu, seperti yang telah penulis ungkapkan pada artikel sebelumnya yang juga telah tayang di Kompas.com dengan judul “Empat Catatan Penting ChatGPT”, ChatGPT memiliki beberapa kelemahan.

Salah satu di antaranya adalah masalah akurasi apa yang dikeluarkan oleh ChatGPT. Merujuk riset penulis, ChatGPT masih terbatas dalam berbagi informasi yang dapat diaksesnya dari berbagai sumber, namun tidak mengetahui keakuratan dari kesimpulannya sendiri.

Menerapkan teknologi aplikasi baru seperti ChatGPT haruslah balance, tidak hanya mengejar peluang namun juga mengedepankan risiko.

Lantas, apa lagi tren lainnya? Simak tulisan sambungannya: Bagaimana Perkembangan Mutakhir Aplikasi ICT? (Bagian II - Selesai)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com