Namun, kemulusan gerakan tergantung frame rate dari konten yang ditampilkan juga. Misalnya, film dengan frame rate 24 fps tidak akan tampak jadi lebih mulus saat diputar di layar 120 Hz, dibanding 60 Hz.
Frame rate idealnya menyamai atau paling tidak mendekati refresh rate agar salah satunya tidak menjadi percuma karena lebih tinggi dibanding yang lain.
Refresh rate tinggi juga mengurangi waktu jeda atau latency dari input. Sebab, semakin tinggi refresh rate, maka jeda waktu antar pembaruan gambar menjadi lebih singkat sehingga input yang dimasukkan pengguna bisa lebih cepat terlihat di layar.
Hal ini terutama terasa manfaatnya dalam game karena refresh rate tinggi membuat perangkat menjadi terasa lebih responsif dan gesit karena input latency jadi lebih singkat.
Layar dengan refresh rate 120 Hz memiliki jeda waktu 8,33 milidetik antar penampilan gambar baru (refresh/ frame) atau dua kali lebih cepat dibandingkan refresh rate 60 Hz dengan 16,67 milidetik antar gambar.
Dalam game, terutama game kompetitif, biasanya tersedia setting frame rate atau frame rate agar keduanya lebih sinkron, sehingga mengoptimalkan kemulusan gerakan sekaligus waktu respons terhadap input.
Baca juga: Acer Rilis Monitor Gaming Anyar dengan Refresh Rate 390 Hz di Indonesia
Di dunia gadget mobile, layar dengan refresh rate tinggi biasanya memiliki angka maksimal 120 Hz atau 144 Hz dan 165 Hz di sejumlah ponsel gaming. Refresh rate TV yang berharga mahal bisa mencapai 240 Hz.
Sementara, untuk monitor komputer, angkanya lebih tinggi lagi hingga menyentuh kisaran 500 Hz. Tentu, refresh rate sebesar itu mesti diimbangi dengan frame rate konten yang tinggi pula, biasanya game kompetitif yang mampu dijalankan di tingkat fps mencapai ratusan.
Refresh rate tinggi juga menggunakan daya lebih banyak sehingga berdampak pada daya tahan perangkat mobile seperti smartphone.
Karena itu, para produsen gadget juga menyediakan fitur adaptif yang akan secara otomatis menyesuaikan refreh rate dengan jenis konten yang ditampilkan di layar.
Misalnya, ketika bermain game yang menghasilkan frame rate tinggi, refresh rate juga akan mengikuti disetel di angka tinggi. Sebaliknya, ketika menonton video 60 fps di YouTube, refresh rate juga diturunkan ke angka tersebut.
Fitur adaptif di perangkat menengah biasanya hanya mampu menaik-turunkan refresh rate ke tingkat yang jumlahnya sedikit dan fixed, misalnya 60 Hz atau 120 Hz tanpa ada angka setting lain.
Baca juga: Mengenal VRAM yang Penting untuk Game di PC dan Cara Mengoptimalkannya
Sementara itu, perangkat dari kelas yang lebih tinggi mampu beradaptasi dengan lebih fleksibel sesuai konten dan aktivitas pengguna di layar.
Beberapa prangkat bahkan bisa menurunkan refresh rate hingga 10 Hz atau 1 Hz apabila tampilan layar statis dan tidak ada gerakan sama sekali untuk menghemat pemakaian baterai.
Karena itu, ketimbang menyetel refresh rate di angka tinggi terus menerus di perangkat yang mendukungnya, sebaiknya pilih opsi otomatis agar perangkat bisa menyesuaikan sendiri berdasarkan konten di layar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.