DLSS. Singkatan dari Deep Learning Super Sampling, set fitur khusus untuk lini GPU GeForce RTX dari Nvidia untuk meningkatkan performa dengan sejumlah teknik, antara lain:
FSR. Singkatan dari FidelityFX Super Resolution, fitur upscaling tandingan DLSS dari AMD yang bisa berjalan di GPU dari semua merek, tidak terbatas hanya bikinan AMD saja.
XeSS. Inter Super Samping. Fitur upscaling berbasis AI dari Intel yang juga bisa berjalan di semua GPU, tapi performa dan kualitas gambarnya lebih bagus di GPU Intel.
Selain setting grafis utama, kebanyakan game modern juga menyediakan serangkaian efek kamera untuk menambahkan visual tertentu ke hasil rendering akhirnya.
Tergantung dari game-nya, efek-efek kamera ini juga bisa dinyalakan atau dimatikan dan bisa menurunkan performa apabila aktif.
Bloom. Efek yang meniru gambar kamera ketika sumber cahaya terang mengalami overexposure, berupa pendaran cahaya di pinggiran obyek.
Chromatic abberation. Imitasi efek bernama sama di lensa kamera, di mana spektrum warna -biasanya merah dan biru- terpisah dan meluber di pinggiran obyek (fringing).
Depth of field. Simulasi efek ruang tajam seperti di lensa berbukaan lebar. Obyek utama tampak tajam sementara latar depan dan belakangnya buram.
Motion blur. Tiruan efek buram karena gerakan cepat obyek dengan shutter speed rendah.
Vignette. Efek di mana pinggiran dan pojokan frame lebih gelap dibanding area gambar selebihnya. Biasanya ada di lensa tua atau lensa berbukaan lebar.
Monitor sebagai sarana output di mana hasil olah grafis ditampilkan pastinya memegang peranan sangat penting. Ada sejumlah setting terkait dengan perangkat ini
Refresh rate. Frekuensi pembaruan gambar dalam waktu satu detik di monitor, dinyatakan dalam satuan hertz (Hz). Refresh rate berbeda dari frame rate yang merupakan kecepatan rendering gambar oleh GPU. Angka keduanya bisa berbeda, tapi lebih baik apabila sinkron.
Baca juga: Apa Itu Refresh Rate 120 Hz di Ponsel dan Kegunaannya
V-Sync. Fungsi untuk sinkronisasi alias menyamakan frame rate dengan refresh rate monitor di angka statis -misalnya 60 Hz dan 60 fps- untuk mencegah efek tearing di mana gambar terlihat "patah" atau "robek" di layar karena frame baru sudah muncul sebelum refresh selesai.
Ada dua teknik V-Sync:
Adaptive Sync. Standar terbuka dari asosiasi standarisasi monitor VESA (Video Electronics Standards Association) yang memungkinkan refresh rate berubah secara dinamis dan terus menerus (variable refresh rate, VRR) untuk mengikuti frame rate yang naik-turun, tidak statis seperti V-Sync.