Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Realme Fans Asal Sidoarjo, Terbang ke Milan demi Peluncuran Realme GT 6

Kompas.com - 27/06/2024, 11:34 WIB
Lely Maulida,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Fitur-fitur penunjang video di ponsel ini juga memuaskan Fahmi. Sebab, smartphone ini bisa merekam video berkualitas 4K hingga dukungan format RAW untuk edit lewat komputer, sehingga menunjang konten dengan detail yang tajam.

"Biasanya nyoba (HP Realme) untuk outdoor dan foto aja. Pas pakai GT 6 untuk video, memuaskan dengan kualitas 4K di 60 fps oke banget," kata pria asal Sidoarjo tersebut.

Tidak hanya itu, dia juga kagum dengan daya tahan Realme GT 6 yang lama.

"Dengan Realme GT 6, bikin konten dari pagi sampai tengah malam, ambil stok foto, video serta editing, baterai sisa 15 persen," katanya.

Ingin majukan ekonomi kreatif

Sebelum bergabung dengan Realme Fans, Fahmi sudah berkecimpung di dunia komunitas. Salah satunya komunitas Instagram, saat media sosial ini masih cukup baru di Indonesia.

Lalu komunitas Local Guides Google Maps, hingga terpilih menjadi salah satu peserta untuk Local Guides Summit ke-2 di Amerika Serikat pada tahun 2017. Lantas apa yang memotivasi Fahmi bergabung hingga menjadi leader sebuah komunitas?

"Mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di Surabaya," kata Fahmi ketika ditanya misinya aktif di komunitas termasuk Realme Fans.

Meski berasal dari Sidoarjo, Fahmi melihat bahwa Surabaya, kota yang dekat dengan tempat asalnya, memiliki basis komunitas yang besar. Wadah untuk menampung besarnya basis komunitas itu juga belum begitu banyak. Sementara ekonomi kreatifnya masih belum kuat sebagaimana Jakarta.

Baca juga: Spesifikasi dan Harga Realme GT 6 di Indonesia

Oleh karena itu, dia tergerak untuk "menjemput bola" dengan mengajak brand membuat acara di Surabaya.

"Jadi kita harus menjemput bola tanpa menunggu event dari brand. Caranya dengan kolaborasi, kalau pun tidak ada uang, kita sponrsorship," ujarnya.

Fahmi yakin bahwa semakin banyak acara di Surabaya dan melibatkan komunitas, maka semakin besar pula dukungan pertumbuhan ekonomi kreatif di kota Pahlawan tersebut.

Salah satu indikator bahwa pertumbuhan ekonomi kreatif di Surabaya tumbuh, menurut Fahmi yaitu makin banyak kedai kopi alias coffee shop di sana. Sebab, Surabaya kental dengan budaya "Cangkruk" atau nongkrong.

"Nah, nongkrong itu jangan cuma ngobrol yang nggak penting. Kalau makin serius, bisa menghasilkan uang," ujar Fahmi.

Fahmi sendiri memiliki kedai kopi di daerah asalnya. Kedai tersebut juga dipakai untuk mendukung aktivitas komunitas yang ia kelola.

Dia bahkan mengajak komunitas mana pun untuk memanfaatkan kedai kopi miliknya secara gratis dengan harapan ada banyak komunitas yang turut berperan memajukan ekonomi kreatif Indonesia, khususnya wilayah Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com