Google dilaporkan tidak mendapatkan izin oleh regulator di beberapa negara dalam mendapatkan izin pemakaian spektrum frekuensi. Mereka hanya diizinkan memanfaatkan spektrum frekuensi yang dimiliki perusahaan telekomunikasi.
Google nampaknya akan menyewakan balon udaranya kepada operator telekomunikasi di masing-masing negara. Menurut Astro Teller yang memimpin laboratorium penelitian Google X, langkah tersebut bisa menjadi jalan keluar yang tepat.
"Itu benar-benar membuat Anda merasa jauh lebih nyaman, karena saya (Google) tidak menyerang negara Anda atau saya merebut pelanggan Anda. Jadi, sekarang Anda dan saya bisa menjadi teman baik, dan kami bahkan tidak perlu membeli spektrum," ujar Teller seperti dikutip dari The Verge.
Google telah melakukan uji coba menyebarkan internet dengan balon udara pada 15 Juni 2013 di wilayah Christchurh, Selandia Baru.
Balon-balon udara ini dilengkapi dengan peralatan elektronik bertenaga surya dan diterbangkan ke lapisan stratosfer pada ketinggian 20 km atau dua kali ketinggian terbang pesawat, tapi masih berada jauh di bawah jalur orbit satelit.
Dari sana, balon-balon Google akan tersambung ke menara internet service provider (ISP) di darat. Sinyal akan diteruskan ke balon-balon lain yang sama-sama terbang di langit dan berada dalam jangkauan.
Nah, sambungan internet ini kemudian dipancarkan oleh tiap-tiap balon ke permukaan bumi secara nirkabel dan bisa ditangkap dengan menggunakan perangkat penerima khusus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.