KOMPAS.com - Noah Dinkin terkejut mendapati laptop miliknya disisipi malware penambang uang virtual ketika tersambung ke Wi-Fi sebuah kafe Starbucks di Buenos Aires, Argentina.
Rupa-rupanya hotspot di kafe yang bersangkutan telah dibajak oleh hacker untuk memasang malware penambang uang virtual di komputer pengunjung secara diam-diam.
“Hi Starbucks, tahukah bahwa penyedia Wi-Fi kafe Anda di Buenos Aires memaksa jeda 10 detik saat pertama terhubung ke Wi-Fi untuk menambang Bitcoin dengan laptop pelanggan?” ujar Dinkin di Twitter, dalam sebuah kicauan yang ditujukan kepada pihak Starbucks.
Dinkin, seorang CEO perusahaan teknologi, mengatakan bahwa mata uang virtual yang ditambang oleh sang malware adalaah Bitcoin.
Namun, CoinHive, pihak yang menyediakan kode untuk malware penambang itu, hanya menambang mata uang virtual lain bernama Monero.
Hi @Starbucks @StarbucksAr did you know that your in-store wifi provider in Buenos Aires forces a 10 second delay when you first connect to the wifi so it can mine bitcoin using a customer's laptop? Feels a little off-brand.. cc @GMFlickinger pic.twitter.com/VkVVdSfUtT
— Noah Dinkin (@imnoah) December 2, 2017
Penambangan mata uang virtual secara diam-diam di komputer orang lain belakangan mulai banyak mengemuka. Terlebih nilai aneka mata uang virtual seperti Bitcoin semakin menanjak.
Situs konten bajakan Pirate Bay, misalnya, sempat menjalankan program miner di komputer pengunjungnya untuk mencari pendapatan tambahan di luar iklan, tanpa sepengetahuan si pengunjung.
Malware miner memakai tenaga komputer korban untuk bantu “menambang” alias mengolah proses komputasi rumit yang diperlukan untuk menghasilkan mata uang virtual. Karena korban berjumlah banyak, tenaga yang dihasilkan pun berlipat-lipat.
Masalahnya, malware miner membebani komputer sehingga mengurangi kinerja. Ujung-ujungnya komputer yang disusupi miner menjadi panas dan pelan sehingga merugikan korban.
Kembali ke kasus di Buenos Aires, pihak Starbucks menyatakan hotspot Wi-Fi yang bermasalah sudah ditangani dan kini tak lagi menjangkiti komputer pengunjung dengan malware.
“Wi-Fi itu tidak dijalankan oleh Starbucks. Kami tidak memiliki atau mengendalikannya,” ujar juru bicara Starbucks Reggie Borges, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Motherboard, Jumat (15/12/2017). “Masalah ini tidak menyebar luas di antara toko-toko kami,” lanjut dia.
Baca juga : Kisah Bitcoin Senilai Rp 1 Triliun yang Terbuang ke Tempat Sampah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.